Palembang (ANTARA News) - Pelatih Timnas Under-23 (U-23) Malaysia Rajagopal mengaku kecewa atas permainan "kasar" tim Indonesia, meski mereka menang 3-1 dalam uji coba di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan, Senin sore.

"Kami datang ke sini untuk bermain bukan bersitegang dengan wasit atau pemain. Jika Indonesia masih bermain seperti ini, saya prediksi akan sulit untuk dapat bersaing dengan negara-negara Asean lainnya pada tahun-tahun mendatang," kata Gopal yang diwawancarai usai pertandingan.

Menurut dia, pada partai uji coba ini, Indonesia menampilkan permainan yang keras dan syarat emosi.

"Pemain Indonesia benar-benar tidak boleh ditekel atau dihadang, karena dia akan langsung jatuh, dan dengan mudahnya memprovokasi wasit. Seharusnya, tidak boleh demikian, karena ini adalah permainan sepak bola dan semua ada aturannya," kata mantan pemain Timnas Malaysia ini.

Dia mengatakan, hal ini tidak perlu dilakukan pemain Indonesia apalagi sampai memprovokasi wasit dan pemain lawan untuk melakukan penyerangan.

"Pada awal babak kedua tim bermain baik dan dapat menunjukkan performa terbaik, tapi setelah bermain kasar, semuanya menjadi buyar. Saya kecewa dan sedih atas keadaan ini," ucap dia.

Dia lebih menyayangkan lagi, karena Indonesia diperkuat oleh banyak pemain berbakat dan berpotensi.

"Jika begini sepak bola Indonesia sendiri yang rugi, karena berkat permainan kasar ini membuat saya mengarahkan pemain untuk tampil ala kadarnya saja agar tidak cedera. Sehingga, tujuan dari uji coba untuk mengukur kemampuan dan kekuatan dari masing-masing tim menjadi tidak tercapai," ucap dia pula.

Dia pun mengungkapkan sangat memproteksi pemainnya dari cedera karena akan berlaga di Piala Asia di Usbekistan setelah partai uji coba ini.

"Terlepas dari semua kekecewaan ini, saya tetap mengucapkan terima kasih terhadap PSSI yang memberikan kesempatan kepada kami untuk beruji tanding. Uji coba ini tetap penting untuk persiapan kami berlaga di Piala Asia dan SEA Games," ujar dia.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009