Taipe (ANTARA News/AFP) - Taiwan diperkirakan mengusulkan kepada Amerika bahwa kedua belah pihak harus melanjutkan dialog mengenai pentingnya perjanjian dagang dan investasi, kata seorang pejabat, Minggu.
Negosiasi mengenai Kerangka Perjanjina Perdagangan dan Investasi (TIFA) terhenti pada tahun 2007 setelah Taiwan melarang impor daging sapi pada tulang dari AS, pembatasan yang dikendurkan bulan lalu dan disambut oleh Washington.
"Mengingat dekat hubungan ekonomi antara kedua belah pihak, Taiwan berharap mendiskusikan berbagai isu perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat, termasuk pembicaraan TIFA," kata Huang Chih-peng, Kepala Biro Perdagangan Luar Negeri, seperti dikutip.
Huang berbicara dengan wartawan di Singapura, di mana ia akan menghadiri minggu ini Asia-Pacific Economic Co-operation (APEC) forum.
Huang mengatakan dia berharap TIFA akan dibahas selama pertemuan antara AS dan Pejabat Taiwan di sela-sela konferensi APEC, menurut kantor berita negara Central News Agency (CNA) yang mengutip dia.
Ketika ditanya apakah Menteri Ekonomi Taiwan Shih Yen-shiang juga akan meningkatkan permasalahan ini dengan perwakilan AS di pertemuan tingkat menteri APEC, Huang berkata, "Itu benar, dia akan datang dengan proposal" untuk melanjutkan perundingan TIFA.
Pembicaraan mengenai TIFA telah menjadi saluran yang paling penting untuk dialog perdagangan dan isu-isu ekonomi Taiwan-AS dan Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou, telah mengatakan dia berharap ini akan mengarah pada penandatanganan kesepakatan perdagangan bebas yang komprehensif.
Taiwan melarang semua impor daging sapi AS pada Desember 2003 setelah negara pulau itu melaporkan kasus penyakit sapi gila, yang dapat mengakibatkan wabah penyakit otak Creutzfeld-Jakob pada manusia.
Pada tahun 2006 Taiwan mengizinkan impor daging sapi tanpa tulang, tetapi tetap membatasi produk-produk lain seperti jeroan sampai bulan lalu.
Utusan AS, William Stanton, secara de facto jadi utusan AS untuk Taiwan, mengatakan bahwa secepat mungkin menjernihkan "rintangan yang akibat daging sapi" dan pembicaraan TIFA dapat dilanjutkan.
Washington tetap menjadi sekutu utama dan pemasok senjata ke negara pulau itu, walaupun pengakuan diplomatiknya beralih ke China pada tahun 1979.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009