Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Final "CommonwealthBank Tournament of Champions 2009" (CBTC 2009), berakhir di luar dugaan, karena Marion Bartoli gagal melanjutkan pertandingan final sesama petenis putri Prancis, akibat cidera otot paha kirinya, sehingga Aravane Rezai yang berhak atas hadiah pertama 200.000 dolar AS.

"Saya meminta maaf karena tidak bisa melanjutkan pertandingan lagi karena cidera ini. Saya ucapkan selamat kepada Aravane, kamu hebat sekali. Di atas semuanya, saya ingin berterima kasih padamu, Papa," kata Bartoli, seusai pertandingan, di Nusa Dua, Bali, Minggu petang.

Diunggulkan pada posisi pertama, membuat Bartoli difavoritkan semua orang, apalagi dia baru meraih posisi 11 WTA setelah mengalahkan Kimiko Date-Krumm, dalam babak semifinal, kemarin (7/11).

Posisi terakhir saat Bartoli menyatakan diri tidak bisa melanjutkan pertandingan final sesama petenis Prancis itu adalah 6-5 di set pertama pada angka 15-40 untuk dia. Rezai dalam pertandingan itu melakukan perlawanan semaksimal dan seagresif mungkin.

Tiba-tiba, sesaat setelah "rally" pukulan, Bartoli tertatih-tatih menuju kursinya di sisi kanan wasit Kerryline Cramea. Semula langkah Bartoli menuju kursi itu dikira meminta waktu jeda, namun kemudian disadari bahwa dia mengalami cidera paha kiri.

Oleh wasit, dokter dan tim kesehatan lain diijinkan melakukan perawatan ditempat, diberikan pembunuh rasa sakit, dan dibalut paha kirinya. Bartoli sempat menangis atas sakit yang dia derita itu dan mengusap wajahnya memakai handuk.

Dokter kemudian membentangkan dua handuk di lantai dan menyuruh Bartoli berbaring. Setelah didiagnosis, diputuskan bahwa pemberian obat pembunuhh sakit serta balutan perban dianggap bisa mengatasi masalah.

Bartoli pun melangkah menuju posisinya melakukan servis dari sisi kiri lapangannya. Akan tetapi berkali-kali bola servisnya menyangkut di net, sehingga menjadi keuntungan angka bagi Rezai.

Justru pada saat Bartoli memerlukan kekuatan lebih agar bisa menang dalam set itu, pada saat itu pula dia tidak bisa melangkah lagi.

Setelah Bartoli mengetahui dirinya tidak lagi mampu melanjutkan perlawanan, dia kemudian melangkah menuju net dan berbicara kepada Rezai. Wasit Cramea kemudian diberitahu bahwa Bartoli tidak bisa melanjutkan final, dan memutuskan tambahan angka bagi Rezai itu juga berarti kemenangan bagi petenis peringkat 40 WTA itu.

Bartoli kemudian kembali ke kursinya dan mengambil handuk serta menangis tersedu-sedu. Ayah sekaligus pelatihnya, Walther Bartoli, kemudian menghampiri dan menghibur dia.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009