Tulungagung (ANTARA News) - Agus Purnomo (31), Tenaga Kerja Indonesia asal Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, tewas saat bekerja.
Ia tewas setelah tertimpa gulungan baja di tempat ia bekerja, di sebuah pabrik pipa di daerah Sinchu, Taiwan.
Saiful Harsori (28) adik korban, Minggu mengemukakan, keluarga mendapat kabar duka tersebut sejak 20 Agustus kemarin, atau sehari setelah kejadian berlangsung (19/8).
"Ada keluarga yang mengabarkan jika Mas Agus meninggal dunia setelah terimpa gulungan baja di pabrik," katanya mengungkapkan.
Menurut dia, rekan-rekan di sana (Taiwan) sempat membawanya ke rumah sakit terdekat, untuk mendapat perawatan. Sayangnya, nyawanya tidak dapat diselamatkan setelah ia mengalami pendarahan hebat di bagian kepala.
Saiful juga mengungkapkan, kakaknya tersebut berangkat ke Taiwan sejak Mei 2009 lalu. Sebelumnya, ia juga sudah pernah bekerja di sana pada 2004 lalu.
Namun, saat disinggung PJTKI bersangkutan yang memberangkatkanya, ia mengaku tidak mengetahuinya.
Jenazah korban baru tiba di rumah duka Minggu (8/11) pagi. Oleh keluarga, jenazah langsung disalatkan sebentar dan dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat.
"Keluarga sudah ikhlas dengan kepergian korban," katanya dengan wajah yang masih sedih.
Walaupun kabar kematianya sudah tiga bulan lalu, istri korban, Juwita Puspita (28) masih terlihat sedih.
Dari pernikahanya dengan Juwita, Agus yang merupakan anak pasangan Didin (60) dan Sutin (58) tersebut dikarunai seorang anak perempuan bernama Ayu, yang saat ini masih berusia sembilan tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung, Haryono mengatakan, pihaknya siap membantu pengurusan hak-hak korban, seperti asuransi, santunan, serta gaji.
"Kami siap membantu tentang hak-hak korban. Jika ia berangkat secara resmi, kami akan berupaya untuk memberikan haknya, tetapi, jika di luar jalur resmi tersebut, kami kesulitan untuk membantunya," kata Haryono.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009