Palu (ANTARA News) - Kantor Imigrasi Kelas I Palu, Sulawesi Tengah belum bisa memastikan bahwa delapan warga negara asing (WNA) yang terdampar di laut Sulawesi adalah warga negara Filipina seperti pengakuan delapan warga tersebut.
"Saya belum bisa pastikan bahwa mereka itu warga negara Filipina karena tidak ada bukti-bukti otentik berupa kartu penduduk. Untuk sementara berdasarkan laporan dari Polres Tolitoli mereka itu warga negara Filipina," kata Kepala Seksi Status Keimigrasian Imigrasi Kelas I Palu, Dewo Murdomo, kepada ANTARA Sabtu.
Delapan WNA yang terdampar tersebut Sabtu pagi diserahkan ke Imigrasi Palu setelah sebelumnya ditampung oleh pemerintah Kabupaten Tolitoli.Saat ini delapan warga tersebut sedang menjalani karantina.
Menurut Dewo, mereka akan diproses dulu untuk dibuatkan berita acara pemeriksaan. Berdasarkan hasil pemeriksaan itulah baru kemudian dapat diketahui apakah mereka benar warga negara Filipina atau bukan ."Makin njlimet mereka menjawab, makin kami pertajam," katanya.
Dewo mengatakan, jika nantinya delapan warga tersebut mengaku warga negara Filipina, pihak Imigrasi akan meminta konfirmasi ke Konjen Filipina di Manado. Itu pun kata dia, Konjen akan mempertanyakan identitas otentik dari delapan warga tersebut.
"Setelah diperiksa kami akan menunggu hasil konfirmasi dari Konjen Filipina," katanya.
Kapal cepat (speedboat) yang mereka tumpangi, Dewo mengatakan, bukan urusan Imigrasi, sebab barang bukti tersebut masih akan ditelusuri lagi keberadaanya oleh pihak kepolisian.
"Kita belum tahu kebenaran kapal itu, dan itu bukan urusan Imigrasi. Tidak ada jaminan juga kalau kapal itu milik mereka. Jangan-jangan kapal curian, ini kan masalah pidana," katanya.
Menurut Dewo, pihaknya belum dapat memberikan batas waktu kapan mereka akan dideportasi, sebab proses pemeriksaanya masih butuh waktu. Apalagi dua hari kedepan, Sabtu dan Minggu, pegawai masih libur.
Imigrasi Palu mengantongi delapan nama warga negara asing tersebut yakni Ronal bin Karsa, Erma bin Karsa, Jaksin Roy, Abdul Siman bin Abbani, Rosima, Naswin, Hiya B Jani, Fatil bin Mahmud. Tiga diantara nama tersebut adalah anak-anak.
Mereka ditemukan terdampar di laut Sulawesi Ahad (1/11). Mereka mengaku berangkat dari Lahar Datu, Sabah Malaysia hendak ke Pulau Tawi-Tawi, sebuah provinsi di Filipina, ibukota ialah Bongao. Provinsi ini terletak di Region Otonomi Muslim Mindanao.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009