Pangkalpinang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS kepada ratusan anggota PKK dan Dharma Wanita di kota itu.
Kepala Dinas Kesehatan Pangkalpinang, Zhaiful Karim di Pangkalpinang, Jumat, mengatakan, masyarakat harus selalu mewaspadai penyakit yang mematikan.
HIV/Aids adalah rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia, dengan demikian akan mempermudah penyakit lain berkembang. Dengan hilangnya "pertahanan" seseorang, semakin mudah orang tersebut diserang oleh penyakit.
"Sosialisasi ini untuk menekan penyebaran dan penderita HIV/AIDS di Kota Pangkalpinang," katanya.
"Kami secara terus melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS kepada masyarakat umum, sekolah dan tempat lokalisasi untuk tidak menggunakan narkoba dan seks bebas salah satu pemicu penyakit yang mematikan itu," ujarnya.
Ia mengatakan, narkotika dan alkohol telah menjadi masalah bagi generasi muda, ini merupakan tanggung jawab bersama terutama para orang tua.
Demikian halnya dengan HIV/AIDS timbul akibat perilaku yang menyimpang. Untuk itu, ia mengajak generasi muda untuk selalu waspada terhadap penularan HIV/AIDS dengan pola hidup bersih, hindari seks bebas dan perilaku penyimpangan lainnya.
"Melalui sosialisasi ini, diharapkan peran keluarga terutama ibu-ibu rumah tangga untuk mengawasi anak-anak untuk mencegah pengguna narkotika, alkohol dan seks bebas," ujarnya.
Menurut dia, gencarnya sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan penyalahan gunaan narkoba serta seks bebas mampu menekan angka penderita HIV/AIDS di Kota Pangkalpinang.
Masyarakat yang positif terinfeksi AIDS hingga November 2009 hanya sebanyak enam orang, jika dibandingkan kasus HIV/AIDS pada 2008 sebanyak 18 orang, sementara masyarakat yang positif terinfeksi HIV/AIDS pada 2007 sebanyak 29 orang.
"Pada umum masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS yang menjalani perawatan medis di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang dikarenakan melakukan seks bebas dan pecandu narkoba," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, diharapkan kepada orang tua, masyarakat dan generasi muda untuk menghindari perilaku dan pola hidup yang berisiko tertular HIV/Aids karena obat dan perawatan medis tinggi dan berisiko kematian.
"Penderita HIV/AIDS masih sering mendapatkan perlakuan diskriminatif, tidak hanya dalam pergaulan dan hubungan sosial sehari-hari saja penderita dikucilkan.
Bahkan, dalam hal mendapatkan hak layanan kesehatan mereka sering diperlakukan tidak adil, oleh karena jangan coba-coba pakai narkoba dan melakukan hubungan seks bebas," ujarnya. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009