Ambon (ANTARA News) - Acara dengar pendapat (hearing) pimpinan DPRD dan ketua-ketua fraksi dengan manajemen PT. (Persero) PLN Wilayah Maluku diwarnai pemadaman lampu berulang kali, sehingga sangat mengganggu jalannya acara tersebut.

Rapat dengar pendapat yang dipimpin Ketua sementara DPRD Maluku, M. Fatani Sohilauw di Ambon, Jumat petang, jadi terganggu karena pemadaman lampu yang mendadak antara empat sampai lima kali dalam jarak waktu belum sampai satu jam.

Pemadaman ini membuat suasana gedung jadi gelap gulita sejenak, dan mempengaruhi peralatan elektronik di gedung DPRD seperti pendingin udara (AC) tidak berjalan secara normal.

Fatani Sohilauw dalam kesempatan itu mengharapkan PT. (Persero) PLN wilayah IX Maluku dan Maluku Utara mendukung suksesnya pelaksanaan Hari Perdamaian Dunia 2009 yang dijadwalkan berlangsung di Kota Ambon pertengahan November.

"Peringatan Hari Persamaian Dunia merupakan momen internasonal yang akan dihadiri kepala negara dan para duta besar negara sahabat, dan karena itu PLN harus menyediakan sarana kelistrikan yang cukup," katanya.

Menurut dia, ketidakstabilan penyaluran tenaga listrik berdampak negatif pada kinerja DPRD Maluku, seluruh dinas instansi pemerintah, maupun swasta, akibat kerusakan barang elektronik mereka.

"Belakangan ini, hampir setiap saat banyak anggota masyarakat datang ke gedung dewan mengadukan persoalan pemadaman lampu yang berbuntut pada kerusakan barang elektronik. Selaku wakil rakyat, kami berusaha menampung apsirasi yang disampaikan dan melakukan rapat kerja dengan PT. PLN wilayah Maluku," katanya.

Manajer PT. (Persero) PLN Maluku, Bagus Setiayawan, menyampaikan permohonan maaf atas pelayanan PLN selama ini kurang memuaskan akibat pemadaman tersebut.
Pemadaman listrik terkait dengan upaya pemeliharan dan perawatan PLN terhadap mesin pembangkit listrik yang ada.

"PLN juga telah melobi Pemprov Maluku untuk pengadaan mobil genset dalam menanggulangi kekurangan listrik di daerah ini akibat devisit tenaga listrik sebesar 4 mega watt, sedangkan kebutuhan pelanggan Pulau Ambon maksimal 33 MW," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009