Tokyo (ANTARA News/AFP) - Investor Jepang diperkirakan masih hati-hati pada pekan depan karena ketidakpastian atas prospek ekonomi dan kebijakan-kebijakan pemerintah baru negara itu, kata para dealer.
Pasar Tokyo juga akan mengambil isyarat dari perkembangan di luar negeri, termasuk data ekonomi AS dan pertemuan akhir pekan para pemimpin keuangan 20 negara-negara maju dan berkembang di Skotlandia, kata mereka.
Dengan musim pendapatan perusahaan Jepang mereda, perhatian
berpaling ke kebijakan pemerintah baru.
"Sulit untuk tetap berada di sisi membeli karena masih belum jelas seberapa efektif kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah baru bagi perekonomian," kata Masumi Yamamoto, seorang analis pasar di Daiwa Securities SMBC.
Di sisi pendapatan perusahaan, "beberapa perusahaan menunjukkan tanda-tanda pemulihan tetapi yang lain tidak," kata Yamamoto. "Perdagangan diperkirakan hati-hati pekan depan sehingga kita mungkin akan melihat penurunan saham lain Jepang."
Menteri negara Jepang untuk kebijakan nasional kata Naoto Kan, Jumat mengatakan, langkah pemerintah mengurangi beberapa tindakan dari tambahan anggaran nasional diperkirakan akan menurunkan pertumbuhan ekonomi Jepang sekitar 0,2 persen.
Namun pemerintah berencana untuk lebih mengimbangi dampak negatif dari membekukan anggaran pengeluaran dengan langkah-langkah sendiri, kata Kan, yang juga wakil perdana menteri.
Perdana Menteri Yukio Hatoyama secara terpisah mengatakan kepada parlemen ia masih berhati-hati dalam ekonomi Jepang, dengan mengatakan: "Kami akan melihat lebih banyak kesulitan dalam waktu dekat."
Dealer juga mengatakan kekuatan yen terhadap dolar juga menekan
eksportir.
"Dolar yang tinggal di sekitar 90 yen, untuk eksportir Jepang, itu bukan tingkat menguntungkan," kata Katsuhiro Kondo, seorang pedagang di Tokai Tokyo Securities.
"Kami tidak dalam situasi di mana para pelaku pasar akan secara aktif mengejar tingkat yang lebih tinggi untuk saat ini," kata Kondo.
Selama seminggu hingga 6 November, acuan indeks Nikkei-225 jatuh 245,39 poin, atau 2,45 persen, ke 9.789,35. Indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama menurun 20,66 poin, atau 2,31 persen menjadi 874,01.
Di antara indikator ekonomi utama yang akan dirilis di Jepang minggu depan adalah data pesanan mesin bulanan, neraca angka-angka dan data output industri direvisi.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009