Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menyatakan matahari akan berada di atas Ka'bah, Makkah, Arab Saudi, pada Rabu (15/7) dan Kamis (16/7), sehingga menjadi kesempatan yang baik untuk mengoreksi arah kiblat shalat umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka'bah," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Agus Salim kepada wartawan di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan matahari nanti akan ada di atas Ka'bah pada pukul 16.27 WIB di masing-masing hari. Secara tanggal dan waktu, fenomena alam serupa sama dengan peristiwa pada tahun 2018.
Baca juga: Lapan: Perbaiki arah kiblat 26-30 Mei saat matahari di atas Ka'bah
Baca juga: Cek arah kiblat pada 27 dan 28 Mei saat matahari di atas Kabah
Menurut dia, peristiwa semacam itu dikenal sebagai "Istiwa A'dham" atau "Rashdul Qiblah" yaitu waktu matahari di atas Ka'bah dengan bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
"Peristiwa yang sama terjadi juga pada 27 dan 28 Mei 2020 yang lalu,” kata dia.
Momentum tersebut, kata Agus, dapat digunakan umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblat. Caranya dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat "Rashdul Qiblah".
Agus mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat, yaitu memastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus, seperti menggunakan bantuan lot/bandul.
"Permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata serta jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI atau Telkom," katanya.*
Baca juga: Kongres Umat Islam Indonesia ditujukan untuk teguhkan kiblat bangsa
Baca juga: Muhammadiyah: Fatwa haram rokok upaya koreksi kiblat bangsa
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020