New York (ANTARA News) - Tentara AS bernama Mayor Nidal Malik Hasan, yang sebelumnya disebut-sebut sudah tewas ditembak setelah ia secara membabi buta melancarkan tembakan hingga menewaskan 12 tentara AS di sebuah pangkalan militer di Texas, Kamis, ternyata masih hidup.

Sebelumnya, beberapa media massa AS melaporkan bahwa Hasan tewas di tangan pasukan keamanan setelah ia menewaskan 12 tentara AS dan melukai 31 lainnya.

Menurut laporan suratkabar The New York Times, Kamis malam, Nidal Malik Hasan (39), masih hidup kendati telah tertembak sebanyak empat kali oleh tentara yang berusaha bereaksi cepat terhadap tindakan penembakan itu.

Menurut laporan media yang mengutip juru bicara Markas Fort Hood, Letjen Robert W. Cone, Hasan sedang mendapatkan perawatan di rumah sakit di luar markas.

Kondisi Hasan dalam keadaan stabil, tidak kritis, katanya.

Penembakan yang dilakukan Hasan itu terjadi di markas tentara Fort Hood di Texas Tengah, tepatnya di sebuah gedung medis yang sedang dipenuhi orang.

Gedung tersebut merupakan pusat pemeriksaan medis bagi tentara-tentara AS yang baru tiba dari penugasan di luar negeri atau bagi mereka yang akan dikirim bertugas di luar negeri.

Laporan media menyebutkan bahwa pada Kamis itu Mayor Hasan --tentara yang berfungsi sebagai psikiater-- mengenakan seragam militer saat ia melepaskan serentetan tembakan dari pistol dan satu senjata lain yang digenggamannya.

Korban-korban yang berjatuhan akibat rentetan tembakan Hasan, kata pihak berwenang, hampir seluruhnya personil militer. Dua di antara para korban adalah warga sipil.

Sebelum penembakan terjadi, Hasan, yang bergabung dengan militer AS sejak tahun 1995, disebut-sebut telah diputuskan untuk ditugaskan ke Irak atau Afghanistan --dua wilayah konflik yang banyak menewaskan tentara AS.

Penembakan maut oleh Hasan merupakan insiden penembakan massal terburuk yang dialami AS di pangkalan militernya.

Presiden Barack Obama yang pada Kamis berbicara dari Gedung Putih, Washington DC, menyebut insiden Hasan itu sebagai "luapan kekerasan yang mengerikan". Obama mengimbau rakyat Amerika untuk berdoa bagi para korban tewas dan luka-luka.

"Cukup menyakitkan ketika kita kehilangan putra-putri kita dalam pertempuran di luar negeri... Adalah hal yang mengerikan bahwa mereka (tentara, red) mengalami penembakan di markas tentara di dalam wilayah Amerika," tutur Obama.

Menurut catatan pihak militer AS, Hasan adalah tentara kelahiran Virginia dan belum menikah.  Psikiater itu belum pernah diberi penugasan ke wilayah-wilayah di luar AS.  (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009