- "Satoyama Initiative" sebagai bench mark Conference of the Parties ke-l0 Convention on Biological Diversity (COP-10 CBD), 11-29 Oktober 2010 di Nagoya

     Jakarta, 6/11 (ANTARA) - Conference of the Parties ke-l0 Convention on Biological Diversity (COP-10 CBD), Kobe Biodiversity Dialogue telah diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, Pemerintah Jepang pada 15-17 Oktober 2009. Pertemuan dibuka oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Issei Tajima, dan dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari kalangan pemerintah, akademia, swasta dan LSM Jepang maupun internasional.

     Atase Kehutanan sebagai observer dalam pertemuan ini ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai upaya stakeholder Iingkungan di Jepang terkait isu keanekaragaman hayati dan posisi Jepang pada COP-10 CBD 11-29 Oktober 2010.

     Sasaran utama COP-10 pada 11-29 Oktober 2010 di Nagoya adalah: (i) Assess progress achieved on the 2010 biodiversity target; (ii) Establish post-2010 strategic plan and post-2010 biodiversity target dan (iii) Establish International Regime for Access and Benefit Sharing. Kepedulian yang tinggi dari pihak swasta Jepang terhadap masalah penurunan keanekaragaman hayati tercermin dari berbagai inisiatif mereka, semisal Corporate Ecosystem Services Review (ESR), dan Ecosystem Valuation Initiative (EVI) yang dilakukan oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). WBCSD merupakan koalisi CEO 200 perusahaan dunia dari sector tenaga listrik, minyak & gas, kimia, produk kayu dan kertas, dan pertambangan.

     Maret 2009 Komisi Nature Conservation Nippon Keidandren meluncurkan Declaration of Biodiversity, yang mengakui perlunya pembagian keuntungan yang setara dan adil dalam pemanfaatan sumberdaya genetik. Kepedulian terhadap konservasi keanekaragaman hayati oleh beberapa pihak swasta telah dilakukan secara konkrit di lapangan. Contohnya, Asahi Co. Ltd telah membangun Asahi Forest seluas 2500 ha di Hiroshima, reboisasi di China, rehabilitasi mangrove di Thailand, dan penelitian orangutan di Kalimantan.

     Jepang akan menjadikan "Satoyama Initiative" sebagai bench mark COP-10 CBD. Satoyama merupakan konsep penerapan kearifan lokal dalam pemanfaatan alam, sehingga bentang alam dapat dipertahankan aslinya sekaligus sebagai upaya konservasi keanekaragaman hayati. Beberapa contoh lokasi di Indonesia yang dapat disebut sebagai Satoyama, antara lain: desa-desa subak di Bali, Kampung Naga di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, perkampungan suku Baduy, dsb.

     Jepang telah memanfaatkan momentum secara optimal dalam penyelenggaraan COP-10 CBD pada 11-29 Oktober 2010 mengingat pada tahun yang sama akan diselenggarakan berbagai event penting terkait keanekaragaman hayati, yaitu:
Januari 2010 : Peluncuran International Year of Biodiversity, Berlin
Mei 2010 : International Day for Biological Diversity thema "Biodiversity for development and poverty alleviation'
September 2010 : High-level Segment on UN General Assembly, New York (untuk pertama kalinya PBB menyelenggarakan Sidang Majelis Umum yang membahas isu keanekaragaman hayati).

     Oktober 2010 : COP-10 CBD, Nagoya.

     Pemerintah dengan "Guidelines on Business and Biodiversity' dan para pengusaha Jepang dengan "Nippon Keidanren Declaration on Biodiversity' menggambarkan bahwa seluruh komponen di Jepang telah berupaya sungguh-sungguh untuk menjadikan Jepang sebagai lead dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati.

     The Third Business and the 2010 Biodiversity Challenge Conference akan diselenggarakan di Jakarta pada 30 November - 3 Desember 2009. Momentum ini merupakan peluang untuk meningkatkan profil Indonesia dalam forum COP-10 CBD Indonesia yang memiliki banyak Satoyama kiranya dapat memanfaatkan upaya pemerintah Jepang terhadap pelestarian Satoyama untuk peningkatan kerjasama teknis yang akan datang.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Ir. Masyhud, MM, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan




Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009