Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengemukakan Kegiatan Belajar-Mengajar (KBM) di Jakarta akan dibuka secara bertahap.

Sekolah menjadi tempat yang paling akhir dibuka setelah perkuliahan dan kegiatan belajar-mengajar lainnya.

Hal itu, kata Riza dalam keterangannya di Jakarta, Senin, diputuskan Pemprov DKI Jakarta berdasarkan dialog dengan para pakar dan ahli, pihak sekolah, guru dan orang tua murid.

"Mudah-mudahan kebijakan yang diambil ini baik. Nanti pada saatnya ketika sudah pasti aman, baru sekolah akan kita buka," kata Ariza (sapaan akrab Ahmad Riza Patria).

Baca juga: Waka DPRD DKI janji kawal bantuan siswa yang bersekolah di swasta
Baca juga: Kemendikbud: PPDB DKI Jakarta berdasarkan usia sudah sesuai

Hal itu, kata Riza, tak lepas dari fakta bahwa Indonesia menempati urutan ke-26 kasus Corona Virus Desease (COVID-19) di dunia. Terlebih Jakarta menduduki urutan nomor dua provinsi di Indonesia yang kasus COVID-19 terbanyak setelah Provinsi Jawa Timur.

"Kita prihatin Indonesia kini menempati urutan ke-26 kasus COVID-19 di dunia dan Jakarta masih menempati urutan ke-2 kasus virus corona ini," ujarnya.

Dengan tingginya kasus virus corona di Jakarta, Pemda DKI memutuskan untuk tidak membuka sekolah dan belajar-mengajar secara tatap muka, tetapi melalui sistem daring.

Termasuk, tambah dia, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) yang juga dilakukan secara jarak jauh mulai Senin ini.

"Hal itu karena pandemi COVID-19 belum berakhir dan kasus COVID-19 semakin bertambah dari waktu ke waktu," tutur dia.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020