Lebak (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa melakukan unjuk rasa untuk mendesak Kepolisian Republik Indonesia menangkap Anggodo Widjojo yang diduga sebagai aktor rekayasa kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Lebak, Banten, berjalan kaki sekitar satu kilometer di Kota Rangkasbitung dengan mendatangi Kantor Polres dan Kejaksaan Lebak.

Mereka menuntut Anggodo ditangkap sebagaimana yang ditegaskan Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Adnan Buyung Nasution.

Selain itu, mereka juga meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak membubarkan lembaga KPK. Presiden SBY juga harus bekerja cepat, independen, dalam menyampaikan kepada publik agar posisi KPK menjadi lebih kuat.

Saat ini, lembaga KPK sangat diperlukan untuk menyeret para pelaku-pelaku koruptor di Indonesia.

"Kami minta kasus Bibit-Chandra dibebaskan setelah ditetapkan tersangka oleh Polri. Meskipun mendapat penangguhan penahanan," kata Ketua Koodinator Lapangan (Korlap) Khusnul, Kamis.

Aksi tersebut, pihaknya meminta kasus Bank Century terus diusut secara tuntas dan bisa menyeret pelaku hingga diproses hukum. Begitu juga Polri dan Kejaksaan Agung harus mereformasi diri secara menyeluruh karena terbukti dua institusi ini tidak cakap, cepat, dan berprestasi dalam penanganan pemberantasan kasus-kasus korupsi.

Mahasiswa itu mendukung lembaga KPK berdiri untuk menegakkan supremasi hukum. Selama ini, kinerja KPK dinilai mahasiswa sangat bagus dalam penegakan hukum dengan tidak memandang bulu sekalipun itu besan Presiden SBY.

"Kami tetap mendukung KPK," ujarnya.

Dalam orasinya itu, PMII Kabupaten Lebak, mendesak Polri segera menahan Anggodo karena dalam percakapannya yang disadap KPK telah merekayasa kriminalisasi KPK, dan rekamannya telah diketahui dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (23/11).

"Kami sebagai elemen mahasiswa minta Anggodo ditahan," kata ketua Pengurus Cabang PMII Kabupaten Lebak, Atep.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009