Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman Desember merosot 78 sen menjadi ditutup pada 79,62 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun 90 sen menjadi menetap di 77,89 dolar.
"Profit taking" (ambil untung) terjadi menyusul rally tajam pasar pada Rabu, setelah laporan mingguan cadangan energi pemerintah AS menunjukkan penurunan tak terduga stok minyak mentah, kata Jason Schenker dari Prestige Economics.
Schenker mengatakan itu adalah "sebuah laporan mengejutkan yang memperkenalkan banyak volatilitas kemarin tetapi tidak secara mendasar mengubah angka persediaan minyak mentah yang sangat besar dan mendekati tertinggi dalam sejarah persediaan destilasi."
Dia mengatakan data mingguan telah menangkap sejumlah pedagang "lengah."
Sejak awal minggu ini, acuan kontrak New York, telah meningkat 3,40 dolar dan belum berakhir di atas 80 dolar per barel sejak 26 Oktober.
"Harga telah bergerak naik selama lebih dari seminggu, kira-kira antara 77 dan 81 dolar," kata Schenker.
Dia mengatakan pasar "mencari pelarian namun data ekonomi masih bervariasai.
Federal Reserve AS pada Rabu mempertahankan tingkat suku bunga di rekor terendah untuk "sebuah periode" dan melanjutkan terus langkah-langkah stimulus triliun dolar untuk mendukung pemulihan yang rapuh dari resesi.
Seperti yang diperkirakan, Fed mempertahankan tingkat suku bunga utama federal pada terendah dalam sejarah nol hingga 0,25 persen, di mana telah sejak bulan Desember untuk membantu menarik ekonomi keluar dari kemerosotan terburuk sejak Depresi Besar.
Pada Kamis, Bank Sentral Inggris (Bank of England/BoE) dan Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga pinjaman utama mereka di tingkat rekor terendah.
"The Fed tidak menunjukkan sebuah pemulihan kuat permintaan dan statistik minyak AS mengatakan hal yang sama," kata analis pasar minyak Petromatrix Olivier Jakob.
"Permintaan AS untuk produk-produk minyak bumi telah sangat stabil untuk lima bulan terakhir dan sementara stabilitas lebih baik daripada berlanjutnya pengikisan yang belum menunjukkan tanda-tanda rebound," ia memperingatkan.
Harga menyusut Kamis setelah sempat menembus 81 dolar di New York pada Rabu, yang mencerminkan kekhawatiran permintaan, kata analis.
"Fundamental pasar masih lemah ... dan tidak ada tanda-tanda dari terus meningkatnya permintaan," kata Jason Feer, wakil presiden analis pasar energi Argus Media untuk Asia-Pasifik di Singapura. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009