Kita harus waspada terhadap penyimpangan iklim tersebut dengan melakukan berbagai langkah kreatif agar pertanian kita tidak gagal, pintanya pada rapat dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan kerjanya, di Bantaeng, Kamis.
Menurut Bupati, perubahan iklim akan menyulitkan area pertanaman kita karena otomatis terjadi kekeringan di sejumlah tempat. Ia kemudian menyebut Ere Merasa yang selama ini menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan air untuk persawahan dan perumahan, namun kini kondisi tersebut sudah mengkhawatirkan.
Bila hal itu terus berlanjut, selain areal persawahan yang kesulitan, masyarakat Kota Bantaeng juga akan merasakan, urainya. Selama ini, daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini seharusnya sudah masuk musim hujan sejak Juni, namun ternyata hingga November, hujan belum juga turun.
Karena itu, Nurdin mengisyaratkan kepada Dinas Pertanian dan Badan Ketahanan Pangan agar melakukan kreasi dengan memilih jenis bibit yang cocok dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Dengan begitu, lanjutnya, program produk unggulan untuk menjadikan daerah ini sebagai kabupaten benih berbasis teknologi pada 2010 akan dapat diwujudkan.
Bupati Bantaeng juga mengemukakan, kondisi saat ini hendaknya dijadikan langkah untuk memperbaiki APBD 2010 karena kebutuhan benih Sulsel cukup banyak. Makanya diperlukan terobosan dari Badan Ketahanan Pangan, urainya seraya meminta badan ini mengoptimalkan tenaga penyuluh yang ada.
Salah satu terobosan yang sudah dilakukan Badan Ketahanan Pangan adalah dengan membangun gudang untuk stok benih. Pembangunan gudang tersebut diharapkan dilakukan pada setiap kecamatan.
Dengan begitu, ucapnya, akan lebih banyak benih yang bisa disiapkan. Pada saatnya kita akan mengetahui, apakah stok benih yang ada itu hanya bisa memenuhi kebutuhan sendiri, atau bisa memenuhi kebutuhan daerah selatan-selatan atau kita bisa memenuhi kebutuhan Sulsel, tambah Bupati Nurdin Abdullah. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
