Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI menyampaikan salah satu tantangan dalam menyebarkan informasi yang benar tentang COVID-19 adalah mengenai hoaks.
"Ada sesuatu yang dipercaya meski pun itu hasil cerita atau narasi," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Widodo Muktiyo, dalam RDP tentang Langkah Strategis Penanganan COVID-19 dalam Aspek Informasi dan ICT, Senin sore.
Maraknya hoaks tentang COVID-19 ini juga dibarengi dengan pemahaman masyarakat yang belum begitu paham mengenai COVID-19 beserta bahaya yang menyertainya.
Baca juga: Kominfo sebut hingga Juni terdapat 850 hoaks terkait COVID-19
Baca juga: Kominfo minta operator seluler selidiki dugaan data bocor
Kominfo juga menilai kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam penanganan COVID-19 perlu ditingkatkan, sehingga mereka mengadakan kolaborasi dengan berbagai pihak agar terbangun komunikasi dan persepsi yang sama mengenai pandemi virus corona.
Selain itu, melalui kolaborasi tersebut, Kominfo mengharapkan publik lebih waspada dan disiplin mematuhi protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran virus.
Masyarakat juga diharapkan bisa memilih dan memilah informasi yang mereka dapatkan tentang COVID-19. Langkah yang sudah dilakukan Kominfo selama pandemi antara lain menyiarkan informasi resmi tentang kebijakan pemerintah untuk menangani pandemi, bekerja sama dengan tokoh publik untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, mengembangkan aplikasi PeduliLindungi sampai menelusuri hoaks yang bertebaran tenang virus corona.
Berkaitan dengan hoaks, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Pangerapan, yang juga hadir dalam rapat tersebut, menyampaikan bahwa misinformasi tentang virus corona menyebar sejak awal Januari, ketika belum ada kasus COVID-19 di Indonesia.
"Tertinggi ketika akhir Januari, ada 42 (hoaks)," kata Semuel.
Setelah temuan kasus COVID-19 pertama pada Maret lalu, hoaks tentang virus corona terus bertambah, grafiknya naik-turun selama beberapa bulan terakhir.
Menurut Semuel, hoaks tentang virus corona cenderung berkurang belakangan ini seiring dengan pemahaman masyarakat.
Saat ini ada 104 hoaks tentang virus corona yang ditangani kepolisian karena mengganggu ketertiban umum. Data terbaru Kominfo menyebutkan sebanyak 17 orang ditahan karena hoaks yang berkaitan dengan COVID-19, sementara 87 lainnya tidak ditahan.
Kominfo secara berkala mempublikasikan temuan hoaks, termasuk yang berkaitan dengan COVID-19, di situs resmi mereka. Hoaks tersebut berdasarkan hasil pencarian di dunia maya maupun laporan masyarakat.
Setelah memvalidasi dan memverifikasi kebenaran informasi dalam konten tersebut, Kominfo akan memberikan label "hoaks" atau "disinformasi".
Baca juga: Transformasi digital, resep "startup" bertahan saat pandemi
Baca juga: Kominfo tetap optimistis tiga unicorn baru akan muncul
Baca juga: Inovasi layanan publik Kominfo selama pandemi COVID-19
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020