Nanga Bulik (ANTARA) - Distribusi logistik ke kawasan banjir yang melanda sekitar 40 desa di tujuh kecamatan di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, terkendala medan yang berat akibat hantaman banjir.

Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamandau tetap mengupayakan penyaluran secara berantai dengan mengantar ke salah satu desa atau kota dan kecamatan yang terdekat dengan lokasi banjir, kata Kepala BPBD Lamandau Edison Dewel, di Nanga Bulik, Senin.

"Nantinya di titik droping tersebut, masing-masing desa akan menjemput logistik dengan angkutan yang ada di masing-masing desa," katanya.

Menurut dia, kendala yang terjadi di lapangan adalah ruas jalan yang terputus di sejumlah titik, perahu cepat (speedboat) yang minim dan muatan yang terbatas, serta derasnya arus sungai sehingga berisiko bagi keselamatan satgas penanggulangan banjir.

Ia menegaskan, satgas penanggulangan banjir dalam menyediakan logistik bahan pangan tidak dengan melakukan stok sebanyak-banyaknya, tetapi disesuaikan kemampuan armada yang bisa menjangkau desa-desa tersebut.

Selain itu, logistik juga diprioritaskan untuk desa-desa yang terisolir akibat banjir yang hingga saat ini tidak bisa ditangani oleh pemerintah kecamatan setempat.

Mengingat bahwa banjir susulan yang ke dua ini lebih parah dari sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lamandau telah menetapkan status Lamandau tanggap darurat ke dua.

"Personel BPBD yang kami siagakan di lokasi-lokasi banjir sebanyak 40 orang, ditambah unsur dari TNI, Polri, dinsos, dinkes, Satpol PP dan damkar, tagana dan dinas perhubungan," ujar dia.

Ia juga menyampaikan bahwa sejauh ini, masyarakat di sejumlah desa memanfaatkan lanting sebagai tempat pengungsian, serta tower air. Selain itu juga disediakan tempat pengungsian di masing-masing fasilitas umum, seperti sekolah atau balai desa di tiap desa dan kelurahan yang masih aman dari banjir.

Pengungsi di sejumlah fasilitas umum tersebut dikoordinir oleh pemerintah desa, kelurahan dan pemerintah kecamatan masing-masing. Selain itu juga ada yang mengungsi ke rumah keluarga dan tetangga yang rumahnya tidak terendam air.

Baca juga: Lima kecamatan di Lamandau Kalteng dilanda banjir

Disebutkannya, berdasarkan laporan yang diterima camat, lurah dan kepala desa, serta petugas atau tim lapangan, yang dikompilasi dengan data dari BPBD Lamandau, pemutakhiran data warga terdampak banjir per 12 Juli 2020 pukul 13.02 WIB di Kecamatan Lamandau, banjir melanda Desa Bakonsu dengan jumlah kepala keluarga (KK) terdampak banjir 26 KK, Desa Sekoban 135 KK atau 468 jiwa, Desa Samu Jaya 91 KK, Kelurahan Tapin Bini 86 KK atau 235 jiwa, Desa Suja 30 KK, Desa Panopa 176 KK, Desa Karang Taba 47 KK atau 143 jiwa, Desa Kawa 64 KK, Desa Cuhai 46 KK, Desa Tanjung Beringin 64 KK, Desa Sungai Tuat 69 KK atau 213 jiwa.

Baca juga: Penyuluh pertanian terobos banjir Lamandau menggunakan batang pisang

Banjir di Kecamatan Belantikan Raya menggenangi rumah warga di Desa Bayat, Desa Batu Selipi 48 KK atau 182 jiwa, Desa Nanga Belantikan 88 KK atau 281 jiwa, Desa Bintang Mengalih, Desa Nanga Matu, Desa Sungai Buluh, Desa Karang Besi 39 KK atau 144 jiwa, Desa Belibi 53 KK atau 166 jiwa, Desa Tangga Batu 59 KK atau 268 Jiwa.

Baca juga: Lima kecamatan di Lamandau Kalteng dilanda banjir

Banjir di Kecamatan Bulik Timur menerjang Desa Merambang, Desa Nanga Palikodan 50 KK atau 147 jiwa, Desa Nanga Koring 28 KK atau 91 jiwa, Desa Sepondam 30 KK atau 99 jiwa, Desa Toka 25 KK atau 92 jiwa, Desa Sungkup 39 KK atau 118 jiwa.

Untuk Kecamatan Delang, banjir terjadi di Kelurahan Kudangan dengan jumlah 28 KK atau 56 jiwa, Desa Sekombulan, Desa Lopus, Desa Nyalang 12 KK, Desa Sepoyu 36 KK, Desa Riam Panahan 6 KK

Selain itu di Kecamatan Batang Kawa di Desa Kinipan 22 KK atau 88 jiwa, Desa Kina 2 KK atau 5 jiwa, Desa Ginih 2 KK atau 4 Jiwa, Desa Benakitan 1 KK atau 4 Jiwa, Desa Mengkalang 2 KK atau 10 Jiwa, dan di Kecamatan Menthobi Raya banjir juga terjadi di Desa Lubuk Hiju, dan Desa Batu Ampar.

Selain itu masih ada desa yang belum terkonfirmasi jumlah kepala keluarga dan jiwa yang rumahnya terendam banjir, lantaran belum ada laporan dari desa-desa setempat akibat terputusnya jaringan komunikasi.

"Sehingga total untuk keseluruhan warga Kabupaten Lamandau yang rumahnya terendam banjir, bahkan hingga sampai ke atap rumah tersebut berjumlah 1.404 KK dan 2.814 jiwa," kata Dewel.

Pewarta: Kasriadi/Koko Sulistyo
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020