"Kondisi saya masih lemah setelah masuk rumah sakit Telogo Rejo Semarang karena terserang demam berdarah pada 28-31 Oktober," kata Chris John di Jakarta, Rabu.
Keinginan menghadiri konvensi WBA di Kolombia, 16 November mendatang ia pertimbangkan untung ruginya, apalagi semua biaya harus ditanggung sendiri. Dengan begitu sangat rugi sekali bila dipantau dari sisi keuntungannya.
Chris mengaku kondisi fisiknya masih sangat lemah dan dalam masa pemulihan.
Hal itu yang membuatnya membatalkan niatnya ke Kolombia. Padahal sebelumnya ia sangat antusias menuju ke Kolombia meski tidak mendapat keuntungan apapun.
Selain membatalkan ke Kolombia, niat melakukan latihan ke Australia, 15 November mungkin dibatalkan juga karena dokte rmasih melarangnya melakukan gerakan berat. Hal itu yang membuatnya menjalani istirahat total di Semarang.
Namun ia menyempatkan diri datang ke Jakarta untuk memberikan dukungan moral kepada petinju amatir yang akan berlaga di SEA Games XXV.
Ia beharap para petinju nasional mampu mempersembahkan medali emas di SEA Games Laos.
Menyumbang medali emas di SEA Games merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi seorang atlet. Semua itu pernah dirasakannya saat menyabet medali emas SEA Games XIX Jakarta tahun 1997 melalui cabang wushu.
Dari situlah semangatnya semakin terpompa mengibarkan bendera merah-putih di berbagai pertarungan internasional ketika sudah melangkah ke tinju profesional. Apalagi saat meraih juara dunia kelas bulu versi WBA yang pertama kali tahun 2003 di Bali dari tangan Oscar Leon (Kolombia).
Hal itu merupakan catatan sejarah tersendiri bagi Chris John karena saat itu bersamaan dengan konvensi WBA di Bali.(*)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009