"Kami menilai PLN Cabang Babel sebagai kolektor mesin bekas, karena selalu mendatangkan mesin yang sudah tidak terpakai dari daerah lain untuk direlokasikan ke Babel," katanya di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menegaskan, PLN Babel jangan hanya membuat program yang bersifat biasa tetapi harus ada terobosan baru untuk mengatasi kondisi listrik di Babel.
"Saat ini kondisi listrik di Babel sudah darurat, begitu banyak yang harus dipenuhi, kondisi riil di lapangan sangat luar biasa dan itu dapat dilihat," katanya.
Ia menambahkan, dengan kondisi yang darurat sekarang ini, PLN tidak bisa lagi mendatangkan mesin-mesin bekas sebagai pembangkit listrik di Babel.
"Kami menilai ada indikasi masalah di tingkat manajemen, apa itu dari kelemahan karakter pimpinan PLN atau manajemennya,"kata Yulizar.
Menurut dia, PLN saling lempar tanggung jawab, masalah UU dikatakan yang menjadi penghambat.
"Kalau masalah manajemen kami akan merekomendasikan untuk menggantikan pimpinan PLN Cabang Babel,"katanya.
Ia mengatakan, kalau PLN berpikir untuk rakyat harus ada terobosan untuk mengatasi kondisi listrik di Babel sejak tahun 2000 lalu belum juga selesai.
"Kami akan membentuk pansus untuk mengusut benang merah di PLN, nanti akan kami sampaikan ke pimpinan DPRD Babel,"katanya.
Ia menambahkan, dengan adanya pansus itu DPRD bekerja sama dengan pemprov Babel bersama-sama ke pusat untuk mengajukan persoalan listrik Babel.
"Kami bersama pemrov Babel akan merekomendasikan ke pusat, kalau Babel merupakan daerah krisis listrik,"katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009