Sydney (ANTARA News/Reuters) - PTT Exploration and Production (PTTEP) Thailand telah menutup sumur minyaknya di Laut Timor yang bocor selama lebih dari dua bulan sehingga menciptakan apa yang para ahli lingkungan sebut sebagai tumpahan minyak ke laut yang paling buruk yang pernah terjadi di Australia.
PTTEP, bagian dari grup energi PTT yang dimiliki negara Thailand dalam pernyataan tertulisnya Selasa mengungkapkan pihaknya telah menghentikan kebocoran sumurnya dan memadamkan api utama di sumur Montara dan sekitar rig pengeboran Atlas Barat.
"Beberapa material di atas rig Atlas Barat mungkin masih menyala apinya, namun diperkirakan akan padam setelah sumber minyaknya habis," kata Unit PTTEP Australasia.
Sebuah gambar yang dikeluarkan PTTEP tentang rig yang dimiliki pengebor Seadrill Norwegia, menunjukkan asap hitam yang mengepul dari struktur yang rusak dan hangus terbakar.
Rig yang bernilai sekitar 200 juta dolar AS menurut analis Citigroup, diliputi api pada Minggu selama operasi untuk menghentikan kebocoran.
Antara 300 dan 400 barel per hari diperkirakan telah bocor dari sumur itu, kata Departemen Sumber Daya Energi dan Pariwisata dalam situsnya, dan para ahli lingkungan telah memperingatkan bahwa burung-burung dan kehidupan biota laut menjadi berisiko.
PTTEP mengatakan pihaknya telah menutup kebocoran dengan memasukkan 3.400 barel lumpur ke dalam dasar sumur.
Rig Atlas Barat akan mulai kembali operasi komersial pada bulan ini. Lapangan minyak Montara menjadi salah satu sumber keuntungan PTTEP di semester kedua tahun ini sebagaimana para analis memperkirakan produksi yang lebih besar dari lapangan minyak dan gas baru untuk meningkatkan penjualannya.
PTTEP merencanakan untuk memproduksi sekitar 35.000 barel per hari minyak dari Montara, yang akan meningkatkan penjualan 2009 menjadi 240.00 barel per hari.
Montara adalah bendera bisnis eksplorasi dan produksi milik PTTEP, yang melibatkan kegiatan proyek eksplorasi dan pengembangan minyak dan gas di 14 negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia.
Citigroup mengemukakan Seadrill telah memiliki asuransi kerusakan fisik dan asuransi kehilangan penyewaan, sehingga dapat membatasi dampak keuangan perusahaan terhadap insiden yang terjadi.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009