London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia merosot pada Selasa akibat ambil untung dan pasar minyak terpengaruh dengan pasar saham Eropa yang menurun dan penguatan dolar AS, kata para pedagang.

Kontrak utama minyak mentah light di New York untuk pengiriman pada Desember merosot 84 sen menjadi 77,29 dolar per barel.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember juga merosot 73 sen menjadi 75,82 dolar per barel.

Para pedagang mengambil keuntungan dari penguatan dolar sehingga membuat minyak yang dinilai dengan dolar itu lebih mahal harganya bagi pembeli yang memegang mata uang asing dan kondisi ini menyurutkan permintaan minyak.

Pada akhir pagi di pasar London, mata uang tunggal Eropa mengalami posisi terendah dalam satu bulan pada 1,4636 dolar dibanding 1,4772 dolar di New York pada Senin malam.

Pada waktu bersamaan, pasar minyak terseret menurun karena pasar saham Eropa melemah dan Inggris mengalami goncangan di industri perbankannya, kata para analis.

"Minyak masih berlanjut di atas 77 dolar AS (untuk minyak mentah di New York), namun kemarakan transaksi pada kemarin menjadi lebur," kata analis Simon Denham dari Capital Spreads, Selasa.

"Gerakan untuk meningkat masih sangat agresif, namun sekarang menjadi melemah selama periode stagnan."

Minyak mentah berjangka telah menguat tajam kembali pada Senin, didorong dengan dolar yang melemah dan data ekonomi AS dan China yang positif sehingga mendongkrak harapan permintaan yang meningkat di dua negara yang memilik konsumsi minyak terbesar.

Pada Senin, Institut Manajemen Suplai mengatakan indeks pabrikan, juga yang dikenal dengan indeks manajer pembelian, menunjukkan kenaikan bulanan yang ketiga kalinya di Oktober, yang tercatat 55,7 persen.

Angka itu lebih besar dari perkiraan pasar sebesar 53 persen dan tingkat kenaikan tertinggi sejak April 2006. Angka di atas 50 menunjukkan adanya pertumbuhan.

Di antara subindeks survei, indeks ketenagakerjaan adalah 53,1 persen, yang merupakan kebalikan tajam dari bulan lalu sebesar 46,2 persen dan menandakan bahwa pabrik mulai menambah pekerjaannya.

AS adalah pengguna energi terbesar dunia dan pemulihan dalam perekonomiannya dipandang sebagai kunci peningkatan permintaan minyak dunia, yang selama ini telah terkena krisis keuangan dunia.

Selain itu, data yang ditunjukkan Senin itu mengungkapkan HSBC China Manufacturing PMI atau indeks manajer pembelian, telah naik pada posisi tertinggi 18 bulan pada 55,4 di Oktober dari 55,0 pada September, di atas titik impas 50 yang mengindikasikan kenaikan.

Dta terpisah dari Chines PMI, yang dihimpun oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan aktivitas manufaktur naik menjadi 55,2 pada Oktober -- tertinggi sejak Mei 2008 -- dari 54,3 pada September.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009