Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah selama sembilan bulan pertama 2009 baru mencairkan utang luar negeri Rp25,89 triliun (2,67 miliar dolar AS) atau 44,9 persen dari total utang luar negeri yang direncanakan yakni Rp57,61 triliun (5,26 miliar dolar AS).
Pencairan utang periode Januari-September itu didasarkan pada data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Departemen Keuangan yang dikutip Selasa.
Menanggapi data itu, Direktur Pendayagunaan Pendanaan Pembangunan Kementerian Negara PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Benny Setiawan di Jakarta Selasa mengatakan, realisasi pencairan utang masih bisa meningkat lagi karena akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
"Biasanya realisasi meningkat bertahap mulai triwulan dua, tiga, dan berpuncak di kuartal empat," katanya.
Menurut dia, pada triwulan awal, departemen/lembaga penanggungjawab teknis harus menyelesaikan dokumen program terlebih dulu. Setelah dokumen program ditandatangani dan kontrak tender dilakukan, realisasi pencairan baru bisa dilakukan.
Sementara itu data pemerintah mencatat, realisasi utang luar negeri terbesar pada pinjaman proyek sebesar Rp14,24 triliun atau 1,47 miliar dolar AS. Untuk pinjaman proyek ini pencairannya mencapai 55,4 persen dari rencana realisasi Rp25,72 triliun (2,35 miliar dolar AS ).
Untuk pinjaman program, baru mencapai Rp11,64 triliun (1,20 miliar dolar), 36,5 persen dari total pinjaman program untuk tahun ini sebesar Rp31,89 triliun (2,91 miliar dolar AS).
Persentase penarikan tertinggi di pinjaman proyek adalah pinjaman dari Jepang senilai 36,6 persen atau Rp2,00 triliun dari rencana Rp5,48 triliun. Sedangkan realisasi pencairan utang dari Bank Dunia sekitar 23,1 persen atau Rp3,83 triliun dari rencana Rp16,55 triliun. Sedang lain-lainnya sekitar Rp2,35 triliun sama sekali belum terserap.
Hingga September 2009, pemerintah juga mencatat adanya tambahan pinjaman dari Prancis dimana telah dicairkan sebesar Rp2,90 triliun dari rencana semula Rp2,19 triliun.
Selain itu, laporan juga mencatat adanya realisasi pinjaman program dari Bank Pembangunan Islam (IDB) senilai Rp2,90 triliun.
Pemerintah pada 2009 merencanakan defisit anggaran sebesar Rp129,8 triliun atau 2,4 persen PDB.
Untuk membiayai defisit tersebut, pemerintah merencanakan untuk berutang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Untuk utang luar negeri direncanakan sebesar Rp69,3 triliun, masing-masing Rp30,316 triliun pinjaman program dan Rp38,984 triliun dari pinjaman proyek.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009