Havana (ANTARA News) - Media milik negara Kuba mengecam sebuah buku yang baru dipublikasikan berisi keterangan saudara perempuan Fidel Castro yang mengaku telah melakukan kegiatan mata-mata untuk Badan Intelijen Pusat (FBI).
Media negara itu menambahkan bahwa penyingkapan tersebut membuktikan bahwa pemimpin Kuba itu adalah "korban" beberapa dasawarsa serangan AS.
"Kebenaran sekarang dilihat banyak orang. Fidel Castro adalah korban, orang yang diganggu, orang yang menghadapi apa yang mereka konspirasikan," tulis majalah La Jiribilla yang milik-pemerintah, dan mengatakan upaya tak belas kasihan untuk menyerang pemimpin Kuba itu merupakan "cita rasa buruk" dan "sikap moral yang rendah".
Dalam pengakuan cerita yang penuh ketegangan, "musuh-musuh revolusi suatu saat akan menampilkan sorotan pada kelakuan buruk mereka," kata Periodical.
Kecaman oleh pemerintah Havana itu menyusul pengakuan oleh Juanita Castro, 76, dalam buku berbahasa-Spanyol-nya "Fidel and Raul, My Brothers. The Secret History" bahwa ia telah bekerja dengan badan mata-mata AS itu.
Dalam buku itu, yang mulai dijual pekan lalu, Juanita, anak kelima dari tujuh saudara kandung Castro, menulis bahwa ia telah membantu CIA pada 1960-an, pada waktu ketika AS merencanakan untuk membunuh saudara laki-lakinya dan mengganti rezim komunisnya.
Sekarang seorang warga Miami, Juanta Castro menulis bahwa ia telah dihubungi pada 1964 setelah ia putus hubungan dengan Fidel dan Raul, presiden Kuba sekarang ini, dan berkolaborasi dengan CIA di Kuba dan ketika ia pergi ke pengasingan, akhir tahun itu. (*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009