Kairo (ANTARA News/AFP) - Pemimpin Liga Arab Amr Mussa, Senin, menuduh Israel menyabot upaya AS untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah dan mengatakan ia mendukung penolakan Palestina untuk berunding sampai Israel menghentikan kegiatan permukiman.
Mussa mengatakan ia khawatir upaya diplomatik Washington mundur ke titik awal akibat penolakan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman di Tepi Barat Sungai Jordan, prasyarat Palestina bagi dilanjutkannya pembicaraan.
"Itu telah membawa kita kembali ke titik awal," kata Mussa, yang berada di Marrakesh, Marokko, untuk menghadiri pertemuan menteri luar negeri Arab, dalam wawancara melalui telefon.
"Kami memiliki kekhawatiran nyata. Israel ingin melanjutkan perundingan tanpa prasyarat. Israel ingin menghilangkan masalah Jerusalem (dari semua perundingan), tanpa menghentikan permukiman," katanya.
"Ada banyak konsultasi untuk melihat apa yang mesti dilakukan sehubungan dengan posisi yang diambil Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk tidak melanjutkan perundingan sebelum penghentikan permukiman, yang menjadi masalah peka dan mendapat dukungan Arab," katanya.
Amerika Serikat sebelumnya mendesak penghentian total pembangunan permukiman baru Israel di Tepi Barat, tapi pada Sabtu, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan tawaran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membatasi pembangunan baru "tak pernah terjadi sebelumnya".
Hillary, Senin, menyeru Israel melakukan upaya yang lebih besar guna meredakan ketegangan dengan pihak Palestina dan mengatakan Amerika Serikat masih menentang permukiman baru di Tepi Barat.
Diplomat tinggi AS itu, yang melakukan perjalanan untuk meluncurkan kembali pembicaraan perdamaian Timur Tengah, juga memuji upaya Abbas guna meningkatkan keamanan dan mengatakan harus membalas tindakan tersebut.
Ia bertemu dengan menteri luar negeri Arab di Marrakesh, sementara AS menekan Abbas agar melanjutkan pembicaraan, sasaran penting kebijakan luar negeri pemerintah Presiden Barack Obama.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009