London (ANTARA News/AFP) - Harga minyak "rally" pada Senin waktu setempat, didukung oleh data positif manufaktur dari China, pengguna energi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Lebih baik dari yang diperkirakan manufaktur AS dan data-data lainnya yang dirilis selama perdagangan terakhir juga membantu meredakan kekhawatiran tentang laju pemulihan global.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman bulan Desember melonjak 1,30 dolar menjadi 78,30 dolar per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember adalah 1,54 dolar lebih tinggi pada 76,74 dolar pada akhir perdagangan London.
"Melonjaknya data ekonomi dari China adalah dukungan pinjaman hari ini," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
HSBC China Manufacture PMI, atau indeks pembelian manajer, naik ke tertinggi 18 bulan menjadi 55,4 pada Oktober dari 55,0 pada September.
Angka di atas 50 berarti sektor ekspansi, sementara angka di bawah 50 menunjukkan penurunan secara keseluruhan.
Secara terpisah, PMI resmi disusun oleh Biro Nasional Statistik menunjukkan kegiatan manufaktur naik menjadi 55,2 pada Oktober - tertinggi sejak Mei 2008 - dari 54,3 pada September.
Harga minyak juga mendapatkan dukungan segar segar penurunan nilai dolar, kata para analis.
Unit AS jatuh terhadap euro pada Senin di tengah kekhawatiran baru tentang sektor keuangan AS menyusul kebangkrutan bank AS CIT Group akhir pekan, kata para pedagang.
Lebih lemahnya dolar membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang kuat dan karena itu cenderung untuk merangsang permintaan minyak dan harga.
Sementara pedagang menilai prospek ekonomi global berada dijalur ombak pasca kebangkrutan CIT.
Sementara data yang dikeluarkan Kamis lalu menunjukkan Amerika Serikat telah muncul dari resesi berkepanjangan, pengeluaran konsumen, yang menyumbang dua-pertiga dari kegiatan ekonomi bangsa, jatuh pada September.
"Saya rasa kenyataan adalah bahwa sinyal-sinyal ekonomi di luar sana telah bervariasi," kata Victor Shum, seorang analis konsultan energi Purvin and Gertz yang berbasis di Singapura.
"Minggu lalu ada positif (produk domestik bruto) AS tetapi pengeluaran konsumen cukup negatif."
Shum menambahkan bahwa "meskipun ada tanda-tanda pemulihan ekonomi, pemulihan tampaknya gemetar dan juga agak tidak menentu."
Ekonomi AS tumbuh pada 3,5 persen disesuaikan secara musiman pada kuartal September, pertumbuhan tercepat dalam dua tahun karena negara muncul dari resesi brutal.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009