Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah pusat dan hal ini Menteri Pekerjaan Umum (PU) menyatakan kesiapannya membantu menambah pembangunan rumah susun (rusun) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kesiapan Menteri PU Djoko Kirmanto tersebut merupakan salah satu upaya antisipasi masalah pemukiman penduduk menghadapi Banjarmasin sebagai kota metropolitan itu, kata Kepala Dinas Tata Kota Banjarmasin, Drs.H.Hamdi, Senin.
"Ketika saya menghadap Menteri PU beberapa hari lalu dan mengemukakan keinginan bantuan tambah rusun di `kota seribu sungai` yang menjadi ibu kota Kalsel, beliau (menteri) menyetujui dan merespon dengan positif," ungkapnya.
"Saya siap membantu untuk menambah rusun sebanyak tiga blok bangunan, asalkan pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin menyediakan lahan guna pembangunan prasarana permukiman penduduk tersebut," lanjutnya mengutip ucapan Menteri PU Djoko Kirmanto.
Ia menerangkan, untuk penyediaan lahan guna pembangunan rusun tersebut memerlukan dana sekitar Rp5 miliar dan hal itu sudah mendapat persetujuan pimpinan DPRD Kota Banjarmasin.
"Karena dengan hanya menyediakan Rp5 miliar, kita akan mendapatkan bangunan rusun senilai sekitar Rp50 miliar. Kan itu sangat menguntungkan kita," tandasnya.
Menurut mantan Kepala Bagian Lingkungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota (Bapedalko) Banjarmasin itu, untuk mengatasi masalah permukiman penduduk di ibu kota Kalsel, terlebih dalam kaitan dengan kota metropolitan nanti, maka diperlukan penambahan rusun.
"Perlunya penambahan rusun tersebut, mengingat keterbatasan lahan untuk permukiman atau tempat tinggal penduduk. Sementara kawasan yang ada untuk pengembangan kota dari status kota besar menjadi kota metropolitan," katanya.
Perkiraan jumlah penduduk Kota Banjarmasin pada tahun 2018 bisa menjadi satu juta jiwa atau mengalami kenaikan sekitar 300.000 orang bila dibandingkan dengan keadaan sekarang (2009) yang diperkirakan hampir 700.000 jiwa, lanjutnya.
"Bila melihat jumlah pertambahan penduduk Banjarmasin mendatang itu, berarti pertumbuhan penduduk di ibu kota Kalsel diperkirakan rata-rata per tahun lebih dari lima persen (5%)," ujarnya.
Ia berpendapat, angka lima persen itu merupakan pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi, sehingga perlu penanganan yang lebih serius dari Pemkot Banjarmasin agar tidak menimbulkan permasalahan.
"Dari pengamatan sementara, penyumbang terbesar tingginya pertumbuhan penduduk Kota Banjarmasin itu dari migran (perpindahan penduduk dari perdesaan ke kota), yang bukan saja terjadi dalam wilayah Kalsel sendiri, tapi juga asal luar provinsi," tambahnya.(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009