Kunjungan Ban yang mengejutkan itu disertai tekanan diplomatik untuk menjamin `pacuan yang hanya akan diikuti seekor kuda` pada 7 November itu tidak dilakukan, meskipun mendapat tentangan dari beberapa pejabat yang mengatakan terlalu telat untuk menghentikan proses itu.
Kunjungan Ban ini terjadi sehari setelah mantan menteri luar negeri Abdullah Abdullah mengumumkan dirinya tidak ikut ambil bagian dalam pilpres pekan ini,. karena khawatir bahwa penyelewengan yang luas yang menyudutkan pilpres putaran pertama akan terulang kembali.
Ban akan menemui keduanya, baik Karzai maupun Abdullah selain ingin menunjukkan solidaritasnya dengan para stafnya setelah serangan bunuh diri Taliban yang menelan banyak korban terhadap wisma tamu staf PBB, kata satu pernyataan.
"Sekjen Ban kini telah tiba di negara itu untuk menyatakan solidaritasnya terhadap petugas pria dan wanita PBB, setelah peristiwa tragis akhir pekan lalu," kata pernyataan PBB.
"Dia akan bertemu dengan Presiden Karzai di samping dengan Dr. Abdullah," katanya menambahkan.
Sementara itu tidak ada detil apa yang akan disampaikan Ban terhadap kedua tokoh itu, kata seorang juru bicara PBB.
Dia mngatakan `sulit untuk diduga` bagaimana Afghanistan akan menyelenggarakan pilpres hanya dalam tempo lima hari dan diikuti oleh seorang kandidat.
Seorang diplomat senior Eropa mengatakan, ada kesulitan besar untuk menyelenggarakan pilpres seperti itu pada saat gerilyawan Taliban terus meningkatkan aksinya.
"Jelas kami tahun bahwa dalam prakteknya, untuk pergi ke bilik pemungutan suara berarti sesuatu yang mahal dan kemungkinan kehilangan nyawa baik pasukan internasional maupun pasukan keamanan Afghanistan," katanya kepada AFP, dengan syarat tak disebut namanya.
Komisi Pemilihan Independen (IEC), yang pejabat-pejabat tingginya dipilih oleh Karzai, mengatakan pilpres putaran kedua tetap akan dilangsungkan Sabtu. Seorang jurubicara mereka mengatakan, tenggat waktu bagi Abdullah untuk mundur telah lewat.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009