Bandung (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat menyatakan klaster baru di dua tempat pendidikan TNI AD, yakni Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) dan Pusat Pendidikan Polisi Militer Angkatan Darat (Pusdikpom AD) tidak saling berkaitan.
"Tidak ada hubungannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat.
Hanya saja, ia menduga, pola penyebaran wabah COVID-19 yang terjadi di dua tempat tersebut ada kesamaan pola. Menurutnya pola penyebaran yang terjadi adalah transmisi lokal para anggota TNI yang ada di dua tempat tersebut.
Karena, kata dia, seluruh peserta maupun pendidik yang ada di tempat tersebut berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dia pun masih mengkaji awal mula masuknya virus tersebut hingga menyebabkan klaster baru.
"Karena memang Jawa Barat ini pusat dari berbagai pendidikan kedinasan, (pola penyebarannya) kurang lebih sama," kata Berli.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pusat juga telah menyatakan bahwa Secapa AD menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 dengan sekitar 1.200 orang yang dinyatakan positif.
Selain itu, Wali Kota Cimahi Ajay M Priyatna juga menyatakan dan membenarkan adanya klaster baru di Pusdikpom AD. Di tempat pendidikan itu, ada sebanyak 99 orang yang dinyatakan positif COVID-19.
Kini dua tempat tersebut telah dilakukan karantina wilayah dengan menutup rapat seluruh akses keluar masuk. Selain itu, gugus tugas juga melakukan pemeriksaan dan pelacakan bagi masyarakat sekitar dua tempat tersebut untuk mencegah penyebaran COVID-19 lebih luas.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020