"Langkah dan upaya yang perlu kita lakukan dalam mengantisipasi pandemi akibat virus G4 EA H1N1 adalah mari bersama-sama penguatan komunikasi, penguatan koordinasi dan kolaborasi antarkementerian/lembaga terkait," kata Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Yurianto dalam diskusi virtual tentang flu babi G4 yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Segala pemangku kepentingan yang terkait di bidang kesehatan masyarakat, hewan dan satwa liar, kata Yurianto, harus berkolaborasi dengan masyarakat dalam melakukan berbagai langkah pencegahan itu.
Baca juga: Kemenkes ajak masyarakat waspadai potensi pandemi virus flu babi G4
Yurianto menegaskan berbagai langkah itu merupakan pilar keberhasilan dalam pencegahan dan pengendalian zoonosis atau penyakit yang menular dari hewan ke manusia.
Baca juga: Antisipasi flu babi G4 dari China, Kemenkes lakukan sosialisasi
Menurut dia, pencegahan penting dilakukan karena 75 persen penyakit infeksi emerging (emerging infectious disease/EIDs) adalah jenis zoonosis, dengan salah satu penyebabnya adalah peningkatan interaksi manusia dengan hewan.
"Zoonosis cenderung menimbulkan mortalitas tinggi pada hewan dan manusia sehingga berakibat pada kehidupan, keselamatan, perekonomian serta kesejahteraan manusia," kata dia.
Baca juga: Eijkman: Waspadai flu babi G4 jadi pandemi
Yurianto menjelaskan virus flu itu sudah beredar di populasi babi di China dengan varian paling umum dari virus flu EA H1N1 yang ditemukan adalah galur atau strain genotipe 1, tapi galur tersebut bermutasi hingga muncul genotipe 4 (G4).
Berdasarkan laporan dari penelitian virus G4 dapat melekat pada reseptor yang mirip dengan manusia pada lapisan saluran pernapasan dan menyerang bagian atas saluran napas yang kemudian dapat menuju paru-paru.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020