Jakarta (ANTARA) – Perum Jasa Tirta II (PJT II) berhasil memperoleh penghargaan sebagai BUMN dengan Transformasi Organisasi Terbaik pada acara Malam Anugerah BUMN 2020 Tahun ke-9 di Jakarta, Kamis.
Direktur Utama PJT II Haris Zulkarnain, mengatakan, penghargaan ini berhasil diraih karena pihaknya berhasil menanamkan konsep transformasi kepada karyawan dan menjadi budaya terus menerus hingga saat ini.
“Fokus transformasi Jasa Tirta II mencakup people and corporate culture, proses bisnis, teknologi informasi dan komunikasi, area bisnis baru, dan optimalisasi aset serta dukungan regulasi sehingga sebagai BUMN Jasa Tirta II dapat berkontribusi lebih banyak bagi ketahanan pangan dan energi nasional,” ucap Haris.
Melalui transformasi ini, PJT II berkomitmen untuk menjaga konservasi lingkungan, memitigasi kekeringan, manajemen banjir, mengurangi perselisihan sumber daya air (SDA), serta mengembangkan energi baru dan terbarukan.
Selama pandemi virus corona, lanjut Harris, PJT II sebagai BUMN pengelola sumber daya air tetap melaksanakan operasional pengusahaan dan pengelolaan SDA secara normal dengan tetap memperhatikan Protokol Pencegahan COVID-19 secara ketat.
“Guna menjaga ketahanan pangan dan energi, untuk pekerjaan kritikal seperti pemberian air untuk irigasi, air baku dan pembangkitan PLTA kita tetap melaksanakan secara operasi penuh sembil tetap menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.
Protokol pencegahan COVID-19 yang telah diterapkan antara lain pengukuran suhu tubuh, wajib penggunaan masker, physical distancing, penempatan hand sanitizer bagi karyawan dan tamu, penyediaan antar jemput karyawan, penyelenggaraan rapat melalui video conference, pelaksanaan rapid tes, mekanisme pengadaan barang/jasa secara online. Protokol-protokol tersebut sudah disosialisasikan di seluruh wilayah kerja dan melalui media sosial Jasa Tirta II.
Lebih lanjut, Haris menambahkan, PJT II pun berkontribusi dalam menggerakan roda perekonomian masyarakat setempat, khususnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), melalui Program Kemitraan berupa pinjaman lunak dan lainnya.
“Di era adaptasi kebiasaan baru ini, pelaku UMKM diberi bekal modal pinjaman dan pengetahuan untuk bisa mempertahankan usahanya, mengembalikan kredit dengan baik dan lancar sehingga bisa bergilir kembali kepada pelaku UMKM lain yang belum mendapat kesempatan. Ini juga sebagai bagian untuk memperkuat perekonomian rakyat sesuai keinginan Pemerintah,” tukasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020