Sistem pemantauan kebakaran yang akan segera diluncurkan tersebut akan melengkapi informasi hotspot yang telah tersedia selama ini dengan menggunakan satelit National Ocean Atmospheric Administration (NOAA). Secara khusus pada tahap ini akan dibangun sistem Data satelit diperoleh dari stasiun satelit LAPAN di rumah Rumpin, Bogor dan Pare-pare, Sulawesi Selatan serta stasiun bumi satelit Australia di Darwin dengan mempertimbangkan kemampuannya yang mencakup Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur sehingga akan diperoleh data untuk seluruh Indonesia.
Untuk menerima, memproses dan mendistribusikan data dan informasi tersebut dalam format web dan dengan mempertimbangkan besarnya ukuran data yang akan diproses serta keamanan jaringan, direncanakan akan digunakan teknologi jaringan Virtual Private Network-Internet Protokol (VPN-IP) yang menghubungkan seluruh server di Direktorat Pengendalian kebakaran Hutan (PKH) Departemen Kehutanan, LAPAN Pekayon, stasiun bumi LAPAN Rumpin, stasin bumi LAPAN pare-pare, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah dengan main gateway internet di Direktorat Pengendalian kebakaran Hutan (PKH) Departemen Kehutanan.
Di samping pembangunan sistem dan infrastruktur, akan dilakukan pelatihan penggunaan sistem tersebut kepada staf Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), BBKSDA Riau, BKSDA Kalimantan Tengah dan anggota Manggala Agni di 2 lokasi tersebut. Sebagai pilot project guna membangun jaringan akan dilakukan pendataan dan dokumentasi sarana yang tersedia di Departemen Kehutanan khususnya di Direktorat Pengendalian kebakaran Hutan dan BBKSDA Riau dan KSDA Kalimantan Tengah.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Masyhud, Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan
Pewarta:
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2009