Jakarta (ANTARA) - Berolahraga lari menjadi pilihan sebagian orang termasuk di masa normal baru selain bersepeda, salah satunya karena tidak memerlukan banyak peralatan untuk melakukannya.

Anda tinggal mengenakan pakaian yang sesuai seperti T-shirt atau kaos, bawahan celana olahraga dan sepatu yang tepat.

Namun, apa Anda memakai sepatu yang sudah lama tidak Anda pakai? Apa sepatu ini bisa memengaruhi performa lari Anda?

"Meskipun mengenakan sepatu lari yang salah mungkin tidak secara langsung menyebabkan cedera, tetapi ini bisa menjadi faktor yang berkontribusi di antara variabel-variabel lain, seperti mekanika individu," kata Jolan Browne, ahli terapi fisik dan spesialis ortopedi di Orthopedic Center Langone, NYU, seperti dilansir Livestrong.

Baca juga: Sepatu lari ini bisa lacak kecepatan hingga irama langkah

Baca juga: Jangan lakukan hal ini sebelum ikut lari marathon

Salah satu aspek mekanika pelari yang dirancang untuk dikendalikan sepatu adalah jumlah pronasi kaki Anda atau cara telapak kaki bergulir ke depan (berotasi) ketika kaki mendarat di permukaan saat berlari.

"Beberapa pronasi diperlukan untuk penyerapan goncangan normal saat Anda menyentuh tanah, tetapi terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa membuat pelari berisiko cedera," kata Browne.

Lalu, apa yang terjadi saat berlari pakai sepatu usang?

Sebuah studi kecil dalam British Journal of Sports Medicine pada Oktober 2009 menemukan, pelari sedikit mengubah posisi dan posisi tubuh secara tidak sadar untuk mengakomodasi bantalan yang usang pada sepatu tua mereka.

Kondisi ini dianggap menyebabkan tekanan yang lebih besar pada kaki (dan kemungkinan cedera).

"Sepatu lari yang lebih tua tidak akan responsif, empuk atau mendukung seperti sepatu baru," kata Greg Laraia, pelatih atletik dan konsultan lari di Custom Physical Therapy di New York.

Cedera seperti tendonitis, dapat terjadi ketika Anda berlatih menggunakan sepatu yang usang kekurangan bantalan, tidak memberikan dukungan yang cukup ketika langkah Anda mendarat.

Pada beberapa pelari, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan pronasi berlebih. Browne menjelaskan, dari waktu ke waktu ini dapat membuat pelari lebih rentan terhadap cedera pada lutut, kaki, pergelangan kaki atau pinggul.

Baca juga: Kenali kaki sebelum beli sepatu lari

Baca juga: Zohri pernah berlatih telanjang kaki karena tak punya sepatu

Tetapi sebuah penelitian kecil pada Agustus 2011 yang dipublikasikan BMC Research Notes menemukan, sepatu lari baru juga bisa menyebabkan lebih banyak tekanan pada kaki, menurut para peneliti.

Untuk mencegah cedera dan hal lain yang tak diinginkan, para ahli umumnya merekomendasikan mengganti sepatu lari Anda setelah pemakaian 300-500 mil (482-804 km), atau setiap empat hingga enam bulan.

"Sayangnya, sebagian besar sepatu memiliki umur simpan: tidak hanya karena jumlah mil, tetapi jumlah waktu yang Anda miliki sebelum busa mulai menua," kata Laraia.

Sementara itu, Browne merekomendasikan penyesuaian berat badan (dalam satuan mil) , yakni membagi angka 75.000 dengan berat badan Anda (dalam satuan pon). Untuk seorang pelari yang memiliki berat 155 pon (70 kg), misalnya, berarti dia perlu mengganti sepatu setiap 484 mil (779 km).

Baca juga: Tips aman bersepeda saat normal baru bagi pemula

Baca juga: Sakit jantung kronis, mantan bos perusahaan sepeda Shimano meninggal

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020