Jakarta (ANTARA News) - Indonesia, dalam hal ini PSSI, telah menunjuk konsultan asal Swiss Michel G Bacchini (45) sebagai konsultan dari keseluruhan proses pencalonan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Bacchini sudah cukup lama berkecimpung di dunia sepak bola dan mengawali karirnya sebagai pemain klub Grasshopper Swiss.

Bacchini sudah menempati berbagai posisi jabatan di FIFA sejak delapan tahun terakhir, di antaranya ia pernah menjadi direktur keuangan, direktur kompetisi, dan yang bertanggungjawab untuk pelaksanaan Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang.

Ia juga ikut mempersiapkan Olimpiade Sydney 2000 dan ditugaskan untuk meneliti kesiapan pencalonan Piala Dunia 2006 yang dimenangi Jerman. Ia merupakan konsultan Maroko saat pencalonan untuk Piala Dunia 2010 yang akhirnya dimenangkan oleh Afrika Selatan hanya dengan selisih empat suara dalam penentuan akhir.

Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengatakan, pemilihan Bacchini adalah dilihat dari sisi pendekatan pengalaman dan kapasitasnya, atau tidak melihat kegagalannya saat mengupayakan Maroko. PSSI telah mendapat persetujuan FIFA untuk menggunakan jasanya dalam rangka pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022.

Bagaimana pandangan Bacchini tentang pencalonan Indonesia, berikut adalah petikannya di Jakarta, Minggu:

Sebelum ini saya pernah menjadi konsultan bidding Maroko untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010 yang akhirnya dimenangkan Afrika Selatan. Kekalahan Maroko hanya berselisih empat suara dari Afrika Selatan.

Saya juga mengantongi pengalaman waktu Jerman bidding untuk tuan rumah Piala Dunia 2006. Berdasarkan dua pengalaman tersebut berarti saya sudah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal-hal apa yang di dalam FIFA dan apa yang diluar FIFA.

Di FIFA ada 24 anggota Eksekutif Komite (Exco) yang mempunyai hak pilih dalam menentukan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 nanti. Ada 11 negara yang mengajukan jadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022, tetapi salah satu negara yakni Mekisko telah mengundurkan diri.

Saya datang kesini (ke Indonesia) tak hanya sekedar mengantarkan muka dan mengatakan "Hallo", tetapi saya ingin mendapatkan hal-hal yang positif dari berbagai pemberitaan media massa mengenai persiapan Piala Dunia untuk menyusun bidding yang akan disampaikan ke FIFA pada 4 Desember mendatang.

Saya harus menyusun buku bidding sebaik-baiknya. Ini suatu kebanggaan tersendiri, Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN berani mencalonkan diri menjadi tuan rumah, padahal ada tiga negara lain yakni Jepang, Korea dan Qatar juga mengajukan diri.

Saya akan bekerja secara profesional bagaimana mengalahkan negara-negara lain itu. Saya menyadari Indonesia adalah negara besar.
Sebagai konsultan untuk sementara saya akan pindah ke Indonesia untuk bekerja, merasakan dan melihat situasi di Indonesia dan bekerja bersama para jurnalis melihat kondisi Indonesia yang obyektif.

Memilih jadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah suatu keputusan yang bijaksana. Kalau memilih 2018 sudah banyak negara yang mencalonkan diri. Kalau untuk 2018 kita ikut maju dan gugur, maka besar kemungkinan tak bisa ikut lagi pada penawaran 2022.

Dalam waktu yang dekat saya perlu banyak bicara dengan kalangan jurnalis disini untuk menyusun proses bidding yang bisa dijadikan alat untuk mempengaruhi dunia. Sebelum ini saya pernah ke Malaysia 2002 dan ke Indonesia dalam tugas yang lain. Semoga Indonesia meraih sukses dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009