Untuk riset dan inovasi ke depan akan ada tiga negara yang akan bekerja sama
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) akan bekerja sama memproduksi satu juta vaksin per tahun.
"Rencananya, Uni Emirat Arab sangat berminat untuk bekerja sama dengan perusahaan Indonesia guna memproduksi vaksin, dengan rencana produksi hingga satu juta vaksin per tahun. Untuk riset dan inovasi ke depan akan ada tiga negara yang akan bekerja sama," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Rusia nyatakan akan punya vaksin COVID-19 pada akhir 2020
Ia menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara pada orientasi calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.
Luhut menuturkan saat ini perubahan dan pergolakan dunia sebagai dampak dari pandemi global COVID-19, berlangsung sangat cepat dan dinamis.
Di sektor kesehatan, pandemi ini sekaligus juga membuka mata banyak negara, tidak hanya Indonesia, akan tetapi sebagian besar negara akan pentingnya perhatian untuk kesehatan masyarakat.
"Kita bangun kemandirian nasional di sektor kesehatan, dengan anggaran sebesar Rp80 triliun, antara lain akan kita gunakan untuk mendorong kemandirian tersebut," katanya.
Indonesia, lanjut Luhut, juga harus menyesuaikan berbagai dinamika tersebut dengan terfokus kepada pemulihan ekonomi sekaligus juga penanganan kesehatan masyarakat.
"Harus diakui, penanganan semakin baik walaupun kita tidak menafikan kekurangan yang ada dan itu selalu kita benahi, karena segala sesuatunya memang harus berhati-hati, apalagi ini untuk masyarakat. Contoh keputusan tidak lockdown, banyak pihak menilai itu adalah taktik dan strategi yang baik. Badan keuangan dunia pun memuji langkah kita, karena perekonomian kita tidak tergoncang secara drastis," jelasnya.
Luhut juga menjelaskan desain pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang difokuskan kepada tiga aspek, yaitu kesehatan untuk penanganan COVID-19; pemberian bantuan sosial untuk masyarakat terdampak; serta stimulus ekonomi untuk pemulihan sektor swasta.
Total anggaran untuk program PEN ini adalah Rp695,2 triliun atau empat persen dari produk domestik bruto (PDB).
Baca juga: Erick Thohir: Selama vaksin belum ada, normal baru harus dihadapi
Baca juga: Mentan sebut Balitbangtan tengah uji coba vaksin Demam Babi Afrika
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020