Cimahi, 1/11 (ANTARA) - Keluarga Sumiati, bocah berusia tujuh tahun yang sejak lahir harus tergolek lemah di tempat tidurnya karena menderita penyakit Hidrocepallus (penyakit pembengkakan kepala akibat cairan otak yang berlebihan), berharap uluran bantuan dari para dermawan.
"Pekerjaan saya sebagai penjaga tol terus terang saja tidak mencukukpi untuk membiayai pengobatan anak saya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja masih pas-pasan," kata ayah kandung Sumiati, Junaedi, yang ditemui di kediammnya Kampung Cidamar, RT03 RW01 Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Minggu.
Junaedi, yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan Tol Pasteur dengan penghasilan sebulannya Rp350 ribu per bulan, tentunya tidak dapat berbuat banyak dalam pengobatan penyakit yang dialami anaknya.
Menurut Juanedi, sejauh ini baik dari Kelurahan dan Dinas Kesehatan Pemkot Cimahi sudah mengetahui mengenai penyakit yang dialami putri bungsunya tersebut, namun belum memberikan bantuan.
"Belum ada bantuan apapun dari kelurahan atau pemkot Cimahi. Tapi, kalau kita mau mengurus persyaratan Askeskin kelurahan mempermudahnya. Sedangkan bantuan untuk pengobatan sejauh ini belum ada," kata Junaedi.
Dikatakannya, sebenarnya Sumiati pernah menjalani operasi untuk menyedot cairan di kepalanya saat pada tahun 2002 dan 2005. Akan tetapi itu, masih belum memberikan hasil yang signifikan.
"Kalau sekarang hanya sebulan sekali diperiksa di rumah sakit Hasan Sadikin. Dulu emang besar sekali kepalanya. Trakhir waktu diperiksa dan ditimbang berat badannya hanya 20 kilogram," katanya.
Saat ini, kata Junaedi, akibat ketiadaan biaya untuk berobat, terpaksa putrinya yang lahir dari 12 Januari 2002 silam itu setiap harinya hanya bisa menangis menahan rasa sakitnya ketika akan membuang air kecil melalui selang.
"Setiap hari mengeluarkan cairan aneh dari alat kelamin dan merintih kalau mau buang air kecil," katanya.
Sementara itu, Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Pasir Kaliki Kota Cimahi, Oyok Moetuawatu, menyatakan, sejauh ini pihak kelurahan telah berusaha memfasilitasi dan memantau terus perkembangan kondisi kesehatan Sumiati.
"Kami telah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu warga kita yang tidak beruntung itu, khususnya untuk anak bapak Junaedi. Bahkan kalau ada program Askeskin dan Jamkesmas dialah yang paling diutamakan," kata Oyok.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009