Karimun, Kepri (ANTARA News) - Sesosok bayi perempuan berumur sebulan ditemukan di depan rumah seorang Ketua RW di Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau beserta sepucuk surat yang meminta agar bayi tersebut diberi nama `Cinta Fitria`.

Bayi mungil itu ditemukan Mundori, Ketua RW 11, Kampung Sidodadi, Kelurahan Meral Kota, pukul 03.00 dinihari, Minggu tepat di depan pintu bagian samping rumahnya.

"Saat itu saya, isteri dan anak kami yang paling kecil tertidur lelap di ruang tengah tidak jauh dari pintu, kami terbangun setelah mendengar gedoran pintu yang diiringi suara bagi menangis," kata Mundori, di kediamannya, Minggu.

Awalnya, Mundori mengira gedoran pintu berasal dari saudaranya yang pulang dari warung, namun saat dipanggil tidak ada sahutan, sehingga dia tidak berani membuka pintu karena khawatir tangisan bayi pancingan kawanan rampok.

"Apalagi saat itu kondisi gelap karena listrik padam sejak pukul 02.00 dan hari sedang hujan yang disertai petir," katanya.

Beberapa saat kemudian dia akhirnya membuka pintu dan menemukan bayi yang terus menangis di atas kursi plastik merah yang biasa kami taruh di teras rumah, kondisinya hampir terjatuh ke lantai.

Dia langsung membawa bayi yang ternyata berjenis kelamin perempuan itu ke dalam rumah dan mencari pembuang bayi tersebut, namun keadaan yang gelap upayanya itu tidak membuahkan hasil.

"Sampai saat ini kami tidak tahu siapa orang tuanya, namun bersama bayi itu terdapat selembar surat tanpa disebutkan penulisnya," ujarnya.

Isi surat itu, jelasnya, adalah permintaan agar bayi tersebut dirawat dengan baik dan tidak diserahkan pada orang lain dan meminta agar bayi tersebut diberi nama "Cinta Fitria".

"Saya percaya bapak orang baik, jika belum punya cucu anggaplah anak itu sebagai cucu, atau jika belum punya anak maka jadikanlah sebagai anak sendiri, demikian salah satu pesan dalam surat tersebut," katanya.

Surat tersebut juga menjelaskan tentang kelahiran bayi yaitu dilahirkan pada 21 September lalu, atau hari kedua Idulfitri dengan berat 3,9 kilogram.

Selain itu, si pembuang bayi juga meninggalkan dua buah tas lengkap dengan perlengkapan bayi, seperti susu merek SGM, bantal, selimut dan pakaian yang masih baru.

"Bayi tersebut juga memakai anting-anting," katanya.

Pada bagian pusar bayi terdapat sekeping uang logam Rp500, selembar daun jarak serta setumpuk tanah tembuni (ari-ari) dalam plastik tembuni dan potongan tali pusar yang sudah mengering.

Dinihari itu juga dia menghubungi para tetangga dan polisi terkait bayi misterius itu.

"Saat kami cek pada seluruh RT, tidak ada warga yang mempunyai atau kehilangan bayi, sehingga kami menduga orang tuanya bukan warga sekitar sini," tuturnya.

Di tempat yang sama, istri Mundori, Rosmini mengatakan, bayi tersebut akan dirawatnya sebagaimana layaknya anak sendiri sesuai amanat dalam surat tersebut.

"Ini merupakan berkah kami, apalagi empat anak kami sudah besar semua dan sudah lama tidak menggendong bayi," katanya.

Rosmini mengaku banyak warga yang ingin mengangkat bayi tersebut sebagai anak, namun dia enggan memberikannya karena ingin merawatnya layaknya anak sendiri.

"Kami memberinya nama Rizkyka Cinta Fitria, panggilannya Cinta," ucapnya.

Secara terpisah, Kapolsek Meral, AKP Richard Siregar, mengatakan masih menyelidiki pembuang bayi tersebut, sepucuk surat yang ditemukan bersama bayi tersebut disita untuk kepentingan penyelidikan.

"Sementara bayi tersebut dititipkan pada Mundori," kata Richard.

Richard mengatakan belum dapat memastikan motif pelaku, karena masih mengumpulkan keterangan dan memeriksa para saksi.

Selain mengamankan surat, pihaknya juga menyita selembar kartu KMS atau kartu imunisasi yang dirobek sebagian, terutama bagian yang berisikan identitas dan alamat pelaku.

Pantauan, kalangan warga tidak henti-hentinya mendatangi rumah Mundori ingin melihat bayi tersebut, bayi tersebut kelihatan sehat dan tidak menolak ketika disodori dot berisi susu oleh Rosmini, isteri Mundori.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009