Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah sudah memulai proses pembangungan kembali (rekonstruksi) wilayah Sumatra Barat yang rusak akibat guncangan gempa 7,9 skala richter 30 September lalu.
"Hari ini proses rekonstruksi dimulai, tapi tidak langsung dengan kegiatan pembangunan karena verifikasi belum selesai," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif ketika dihubungi di Jakarta, Minggu.
Dana untuk pembangunan kembali wilayah tersebut, kata dia, juga belum dikucurkan pemerintah.
"Kami sudah mengajukan usul kebutuhan pendanaan tapi belum cair, masih menunggu persetujuan DPR," katanya.
Oleh karena itu, Syamsul melanjutkan, proses rekonstruksi akan dimulai dengan penyelesaian verifikasi data bangunan yang rusak, pengorganisasian kegiatan rekonstruksi dan penyiapan pendampingan kegiatan pembangunan kembali.
Ia menjelaskan pula bahwa meski awal tahapan rekonstruksi secara otomatis mengakhiri masa tanggap darurat bencana di Sumatra Barat namun pemerintah tetap menyalurkan bantuan yang masih dibutuhkan korban bencana.
"Bantuan yang masih diperlukan seperti beras dan yang lain tidak akan langsung dihentikan. Bantuan dari masyarakat dan lembaga kemanusiaan juga masih terus mengalir untuk mereka," jelasnya.
Gempa yang mengguncang wilayah Sumatra Barat akhir September lalu tercatat telah menyebabkan lebih dari 1.100 orang meninggal dunia.
Menurut data sementara BNPB, gempa juga mengakibatkan 135.488 unit bangunan rumah rusak berat, 65.380 unit rumah rusak sedang dan 78.604 unit rumah rusak ringan.
Gempa juga menyebabkan 2.164 unit sarana pendidikan rusak berat, 1.447 unit lainnya rusak sedang dan dan 1.137 unit rusak ringan. Sarana kesehatan yang rusak berat tercatat 51 unit, rusak sedang 50 unit dan 52 unit rusak ringan.
Bangunan kantor yang rusak berat sebanyak 254 unit, rusak sedang 83 unit dan rusak ringan 105 unit. Tempat ibadah yang rusak berat sebanyak 1.003 unit, rusak sedang 1.199 unit dan rusak ringan 649 unit.
Sementara infrastruktur yang rusak meliputi 178 ruas jalan rusak berat, 63 ruas jalan rusak sedang, 51 ruas jalan rusak ringan, 21 unit jembatan rusak berat.
Selain itu, sebanyak 30 unit jembatan rusak sedang, 17 unit jembatan rusak ringan, 147 unit sarana irigasi rusak berat, 144 unit sarana irigasi rusak sedang dan 27 unit sarana irigasi rusak ringan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009