Sekretaris Kecamatan Dampal Utara, Ilham, yang dihubungi dari Palu, Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah Minggu mengatakan, seluruh korban termasuk yang meninggal, dievakuasi ke Puskesmas Ogotua, Kecamatan Dampal Utara, Tolitoli.
"Sekarang mereka sudah di Puskesmas, kemungkinan mereka yang meninggal akan dikebumikan di sini (Ogotua, red.)" katanya.
Menurut Ilham, sebelas korban tersebut berangkat dari Lahar Datu, Malaysia tujuan Pulau Tawe-Tawe, Filipina, delapan hari lalu.
Mereka menggunakan kapal cepat (speedboat), namun karena kehabisan bahan bakar minyak (BBM) mereka akhirnya terombang-ambing di lautan dan terbawa arus laut sampai terdampar ke perairan laut Sulawesi.
"Mereka dari Malaysia hendak ke Filipina. Sebagian dari mereka menggunakan bahasa Melayu," kata Ilham.
Kapal cepat mereka kemudian ditarik oleh kapal nelayan dari Pulau Lingayan ke Ogotua. Korban tiba di daratan sekitar pukul 11.30 WITA.
Menurut Ilham, kondisi korban yang selamat dalam keadaan lemas karena selama delapan hari tidak makan dan terjemur oleh matahari di atas speedboat.
"Menurut keterangan dari mereka, selama di laut itu ada yang terpaksa makan sabun," katanya.
Ilham mengatakan, jika melihat kondisi speedboat yang mereka tumpangi tidak sesuai dengan kapasitas penumpang. Kapal tersebut kecil dan sebenarnya hanya bisa ditumpangi sekitar enam orang.
Ilham mengatakan, berdasarkan informasi dari penanggungjawab kapal bernama Abd Siman bin Abbani, mereka sering menumpang kapal tersebut ke Pulau Tawe-Tawe dengan waktu tempuh kurang dari dua jam.
Aparat kepolisian setempat juga sudah menangani kasus tersebut dan kini sedang diproses.
Para korban belum dapat melakukan komunikasi dengan lancar karena kondisi mereka masih dalam keadaan lemas dan berduka.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009