New York (ANTARA News) - Meskipun perekonomian AS kembali tumbuh, Wall Street tidak berminat untuk merayakannya karena harus bersiap untuk menunggu keputusan Federal Reserve mengenai tingkat suku bunga dan data penting tenaga kerja bulanan pada minggu depan.

"Volatilitas jelas meningkat karena pasar mencoba mencerna apa yang tampak bertentangan dengan sinyal di perekonomian," kata Brian Bethune dan Nigel Gault, ekonom di IHS Global Insight, dalam catatannya kepada klien seperti dilaporkan AFP.

Setelah sedikit turun minggu sebelumnya, saham blue-chip Dow Jones Industrial tergelincir rata-rata 2,6 persen selama seminggu dan Jumat ditutup pada 9,712.73.

Indeks gabungan industri teknologi tinggi, Nasdaq, merosot tajam 5,1 persen menjadi 2.045,11 selama seminggu, sementara indeks untuk pasar yang lebih luas, Standard & Poor, kembali turun 4,0 persen menjadi 1.036,19.

Indeks saham utama pada hari Jumat tetap terjebak dalam wilayah yang negatif setelah bel pembukaan, sehari setelah mengalami kenaikan panjang (rally) yang memutus kerugian selama empat sesi berturut-turut.

Trend penurunan terjadi setelah indeks mencapai level tertingi di pasar selama 14 bulan di pertengahan Oktober, ketika saham blue-chip Dow melewati batas psikologis di 10.000 poin.

Meskipun Dow mengakhiri Oktober dengan kenaikan selama delapan bulan berturut-turut, dua indeks lainnya membukukan penurunan bulanan pertama mereka sejak Februari.

"Kami melihat meningkatnya sentimen yang diungkapkan investor bahwa ada banyak kenaikan yang telah dihasilkan tahun ini, setelah periode yang mengerikan di 2008," kata Craig Peckham, analis di Jefferies, Perusahaan sekuritas dan kelompok perbankan investasi di AS.

"Itu cukup adil untuk kinerja perlindungan. Kami tidak melihat banyak kesepakatan setelah 'rally' besar untuk kemudian berkomitmen menanamkan modalnya di saham," katanya.

Banyak analis telah menunjukkan bahwa kenaikan indeks pasar berlebihan setelah Dow naik lebih dari 50 persen sejak level terendah pada awal Maret.

Spirit yang hanya bersifat sementara itu tercerabut setelah pemerintah AS, Kamis, melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) naik lebih kuat dari yang diperkirakan menjadi 3,5 persen pada level tahunan di kuartal ketiga, setelah satu tahun mengalami kontraksi.

Berita itu menjadi pemicu terkuat kenaikan yang panjang di satu sesi Dow sejak Juli, dengan saham blue chip naik 2,05 persen, tapi euforia dengan cepat memudar di tengah kekhawatiran tentang keberlanjutan pertumbuhan PDB jika dukungan pemerintah ditarik kembali, meski serangkaian laporan pendapatan perusahaan lebih baik dari perkiraan.

"Investor sekarang kesulitan dengan apa yang selanjutnya menjadi katalis untuk membuat saham naik lebih tinggi," kata Peckham.

"Kami kini akan beralih ke pasar yang didominasi oleh pendapatan perusahaan, karena perdagangan didominasi oleh bank sentral," tambahnya.

Komite pembuat kebijakan Federal Reserve, Federal Open Market Komite (FOMC), Selasa dan Rabu, melakukan pertemuan. FOMC secara luas diharapkan menjaga target suku bunga di tingkat terendah dalam sejarah dari nol menjadi 0,25 persen untuk membantu merangsang pertumbuhan.

Semua mata akan tertuju pada keputusan FOMC yang akan diumumkan Rabu dan pernyataan yang menyertainya, yang akan dituangkan dalam bentuk sinyal mengenai arah kebijakan moneter sehingga ekonomi bisa keluar dari resesi yang dimulai pada Desember 2007.

Pasar juga akan terfokus pada pertemuan-pertemuan bank sentral Eropa dan Bank of England.

Obligasi memperoleh keuntungan dari melemahnya pasar saham. Keuntungan (yield) dari obligasi berjangka 10 tahun turun menjadi 3,392 persen dari 3,475 persen seminggu sebelumnya dan pada obligasi berjangka 30 tahun turun menjadi 4,236 persen dari 4,289 persen. Keuntungan dan harga obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan.

Wall Street mengakhiri cengkeraman selama sepekan karena memerangi spekulasi bahwa CIT Group, kreditur utama kecil dan menengah, kemungkinan akan masuk dalam perlindungan kebangkrutan pada akhir pekan.

Kalender makroekonomi minggu depan diakhiri dengan pengawasan yang ketat atas laporan pasar tenaga kerja bulanan untuk Oktober. Tingkat pengangguran naik ke level tertinggi selama 26 tahun menjadi 9,8 persen pada bulan September.

"Ada banyak kekhawatiran pada tahap akhir tahun ini bagaimana dengan tempat kita bekerja karena dua bulan berikutnya adalah tentang konsumen," kata Marc Pado dari Cantor Fitzgerald.

"Apakah mereka memiliki keyakinan untuk berbelanja untuk liburan?" Kalender itu termasuk data mengenai pengeluaran konstruksi dan indeks manufaktur ISM pada Senin dan permintaan industri dan indeks jasa ISM pada Selasa.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009