Sanaa (ANTARA News/Reuters) - Pengadilan Yaman, Sabtu, menjatuhkan hukuman mati pada delapan pria yang terlibat dalam pemberontakan Syiah, yang ditangkap tahun lalu karena memerangi tentara pemerintah di bagian utara ibu kota negara itu.
Tujuh gerilyawan menerima hukuman penjara 12 tahun, tiga orang mendapat tiga tahun, satu orang menerima delapan tahun dan satu orang mendapat hukuman lima tahun. Dua gerilyawan yang lain terbukti tidak bersalah.
Para gerilyawan Houthi itu ditangkap tahun lalu karena memerangi tentara selama sekitar sebulan di Bani Husheish, 30 Km di utara Sanaa, ibukota Yaman.
Gerilyawan Houthi pertama mengangkat senjata melawan pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh pada 2004, dengan menyebut marginalisasi politik, ekonomi dan agama oleh pemerintah yang didukung Arab Saudi dan Barat.
Namun konflik itu makin intensif Agustus lalu ketika militer melancarkan Operasi Bumi Hangus. Kelompok-kelompok bantuan yang diberi akses terbatas ke provinsi di utara itu mengatakan, 150.000 orang telah melarikan diri dari rumah mereka sejak 2004.
Selasa lalu, dalam pemeriksaan pengadilan yang terpisah, pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada empat dari 16 gerilyawan, sementara 11 gerilyawan dipenjarakan selama 15 tahun dan satu dibebaskan karena telah menjalani hukumannya.
Senin sebelumnya, pengadilan membuka sidang tanpa kehadiran terdakwa terhadap Yahya al-Houthi, saudara laki-laki pemimpin gerilyawan, yang sekarang bermarkas di Jerman.
Penguasa veteran Saleh juga menghadapi ancaman kelompok separatis di bagian selatan negara itu dan negara eksportir minyak Arab Saudi mengkhawatirkan ketidakstabilan tersebut akan membantu Alqaida melancarkan lebih banyak serangan di negara itu. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009