"Kita sudah tinggal lima bulan di sini, tidak nyaman," kata Iyan, Kepala Dusun di Pengungsian Hunian Sementara (Huntara) I Cigobang Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak, Kamis.
Masyarakat yang tinggal di sini sudah tidak nyaman, karena menempati gubuk-gubuk huntara yang dibangun dengan plastik terpal dan hamparan bambu.
Apabila, hujan dipastikan kebocoran dan jika terik matahari tentu kepanasan.
Baca juga: BPBD Lebak berharap warga pengungsi korban banjir bersabar
Baca juga: Belasan bangunan di Pantai Selatan Lebak rusak akibat banjir rob
Kondisi demikian, masyarakat yang tinggal di Blok Huntara I sekitar 36 Kepala Keluarga (KK) tidak layak huni.
Pembangunan huntara yang dibangun masyarakat dan relawan tentu tidak nyaman dan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, terlebih kondisi air keruh dan berwarna.
"Kami berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan hunian tetap atau huntap," katanya menjelaskan.
Sudin (35) warga pengungsian Cigobang Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya menempati gubuk huntara sekitar lima meter persegi dan jika hujan kebocoran.
Bangunan huntara itu, kata dia, terpaksa tidur bersamaan dengan istri serta tiga anaknya karena ruangnya cukup sempit.
"Kami minta pemerintah bisa merelokasikan ke tempat yang lebih laik, aman, nyaman,"ujarnya.
Sementara itu, Camat Lebak Gedong Wahyudin mengatakan saat ini warga korban bencana banjir bandang dan longsor sebanyak 186 KK dan mereka tersebar di Blok Huntara I sampai IV.
Mereka menempati gubuk-gubuk huntara itu dan sudah berlangsung lima bulan terakhir hingga kini belum direlokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman.
"Kami sudah menyampaikan laporan warga korban bencana alam yang ingin direlokasi ke tempat yang layak huni itu ke Bupati Lebak, namun belum ada realisasinya," katanya.*
Baca juga: Legislator minta pemerintah perhatikan korban bencana alam Lebak
Baca juga: Stok bahan pokok warga pengungsi banjir di Lebak menipis
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020