Tertangkapnya Pauline tersebut juga merupakan peringatan keras bagi pelaku pidana lainnya yang kabur ke luar negeri.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan negara akan mengejar pelaku kesehatan kapan pun dan di mana pun seperti keberhasilan ekstradisi pembobol BNI Maria Pauline Lumowa.
Jazilul Fawaid dalam rilisnya di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa tertangkapnya Pauline tersebut juga merupakan peringatan keras bagi pelaku pidana lainnya yang kabur ke luar negeri.
"Negara akan mengejarnya kapan pun dan di mana pun," kata Gus Jazil menegaskan.
Baca juga: Saham BNI jatuh, tertekan penangkapan pembobol bank Maria Pauline
Ia mengapresiasi upaya diplomasi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuham) Yasonna H. Laoly ke Serbia.
Pasalnya, dalam diplomasi tersebut Yasonna mampu membawa pulang atau mengekstradisi Maria Pauline Lumowa. Perempuan tersebut adalah buronan pembobol BNI pada tahun 2003 dan menjadi buronan pemerintah Indonesia selama 17 tahun.
"Kami beri penghargaan yang tinggi kepada Pak Yasonna yang sukses mengekstradisi buronan pembobol bank yang kabur selama 17 tahun," kata Gus Jazil.
Waktu perburuan untuk menangkap Pauline disebut, kata dia, waktu yang sangat lama untuk mengekstradisi pelaku kejahatan yang hidupnya berpindah-pindah ke Belanda dan Singapura itu.
Gus Jazil berharap ke depan Kemenkumham dapat melakukan langkah yang lebih cepat agar kerugian negara bisa cepat diselamatkan.
Baca juga: Yasonna sebut ada upaya suap agar Maria Pauline tak diekstradisi
Ia mendorong agar buronan kasus skandal BLBI Syamsul Nursalim juga diperlakukan sama dengan Pauline, yakni kejar dan tangkap.
"Tangkap Syamsul Nursalim," katanya menegaskan.
Meski sukses mengekstradisi Pauline, Jazilul Fawaid mengatakan bahwa publik masih menunggu sukses yang lainnya.
"Selamat Pak Yasonna. Kejar yang lainnya," kata Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu.
Yasonna dalam keterangan pers, 8 Juli 2020, mengatakan bahwa pemerintah secara resmi telah menyelesaikan proses handing over atau penyerahan buronan atas nama Maria Pauline Lumowa dari pemerintah Serbia.
Baca juga: Yasonna sebut jumlah uang yang dibobol Maria Pauline Rp1,2 triliun
Keberhasilan ekstradisi, menurut dia, tak lepas dari diplomasi hukum dan hubungan baik kedua negara.
"Proses ekstradisi ini menjadi buah manis komitmen pemerintah dalam upaya penegakan hukum yang berjalan panjang," ujar Yasonna.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020