Makassar (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan kembali menambah subsidi kuota bagi mahasiswa sebesar Rp250 ribu, sehingga menjadi Rp500 ribu sebagai bentuk empati kampus di masa pandemi COVID-19.
Rektor Unismuh Makassar Prof Dr H Abdul Rahman Rahim di Makassar, Kamis, memastikan segera mengeluarkan edaran untuk menambah subsidi kuota mahasiswa sebesar Rp250 ribu, sehingga menjadi Rp500 ribu untuk sekitar 20.000 mahasiswa.
Subsidi ini, kata Prof Rahman, untuk pembelian kuota bagi mahasiswa yang sedang menjalani pembelajaran secara daring atau learning from home (LFH) sesuai yang dicanangkan Kemendikbud RI.
Baca juga: Unismuh kirim alumni mengajar di Timor Leste
"Kita tambahkan lagi Rp250 ribu, memang surat edarannya belum kita keluarkan, tetapi saya bisa pastikan akan segera ditetapkan terkait tambahan kuota mahasiswa, yang sebelumnya sebesar Rp250 ribu menjadi Rp500 ribu," tuturnya.
Prof Rahman mengemukakan tambahan subsidi kuota ini diberikan sebagai bentuk partisipasi kampus kepada mahasiswa di masa pandemi COVID-19, sebab kemungkinan besar mereka tidak mendapat dana dari orang tuanya, maka subsidi kuota menjadi kebijakan tepat untuk meringankan mahasiswa selama proses pembelajaran secara daring.
Sebelumnya, Unismuh Makassar mengeluarkan edaran untuk subsidi atau pemotongan pembayaran uang semester bagi setiap mahasiswa sebesar Rp250 ribu pada semester berjalan di masa pandemi COVID-19.
Hanya saja, karena pendistribusian belum maksimal, pihak Unismuh Makassar menyepakati subsidi kuota yang dilakukan melalui pemotongan uang semester itu dilakukan pada semester berikutnya.
"Sebenarnya pemotongan semester atau subsidi kuota ini sudah dilakukan pada semester berjalan, tetapi karena kesulitan pendistribusiannya, subsidinya dalam bentuk pemotongan uang semester saja, yakni pada Agustus atau September 2020," ucapnya.
Baca juga: Unismuh Makassar salurkan bantuan untuk korban banjir Luwu Utara
Baca juga: FKK Unismuh Makassar siapkan posko kesehatan pemudik
Prof Rahim mengatakan kebijakan ini berlaku sampai waktu yang tidak ditentukan, sebab pandemi COVID-19, khususnya di Kota Daeng belum juga surut. "Tidak ada istilah satu semester, yang pasti selama masa COVID-19 ini, kita keluarkan kebijakan ini," tambahnya.
Kebijakan lain yang diambil Unismuh Makassar sebagai bentuk empati kepada peserta didiknya adalah keringanan angsuran pembayaran uang semester menjadi tiga kali, sebelumnya hanya dua kali.
Menurut Prof Rahim, mahasiswa bisa melakukan "pembelanjaan" mata kuliah atau program KRS (Kartu Rencana Studi) hanya dengan membayar Rp750 ribu. Sebab, sebelumnya telah ditambahkan biaya pemotongan kuliah Rp500 ribu setiap mahasiswa.
"Karena yang lalu kan tidak mungkin, kalau uang kuliahnya Rp3 juta, maka minimal bayar Rp1,5 juta. Sekarang bentuk kebijakan kita hanya dengan bayar Rp750 ribu, anak-anak sudah bisa ambil program KRS," katanya.
Unismuh Makassar juga mengeluarkan kebijakan pembayaran semester gratis bagi mahasiswa tingkat akhir (khusus mahasiswa yang tinggal skripsi saja. "Bagi mahasiswa yang tinggal skripsi, tetapi kesulitan dan tidak bisa ujian semester serta harus loncat ke semester berikutnya, kita bebaskan uang kuliahnya, namun biaya lainnya tetap harus dibayar," katanya.
Baca juga: Unismuh siapkan Rp1 miliar danai penelitian internal
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020