"Temuan lubang sumur minyak tua itu, di luar kawasan lapangan minyak tua di tiga desa di Kecamatan Kedewan, yang sekarang ini, ditambang penduduk," kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Abdul Rochim, Sabtu.
Pekan lalu, Abdul Rochim mengikuti survei pimpinan Direktur Utama PT Sirkuitindo Utama, Tinton Soeprapto ke wilayah Kecamatan Kedewan, yang hasilnya ditemukan puluhan lubang sumur minyak tua peninggalan Belanda di tengah-tengah kawasan hutan jati.
"Diperkirakan ada 60 lubang sumur minyak tua," katanya mengungkapkan.
Rata-rata kedalaman sumur minyak tua yang sudah terbuka itu berkisar tiga meter dan diduga menjadi terbuka karena aktivitas warga.
"Diuji hanya dengan cara dilempar batu, diperkirakan di kedalaman tiga meter tersebut ada sumber minyaknya," katanya mengungkapkan.
Ia menjelaskan, PT Sirkuitindo Utama yang mengandeng investor asal Malaysia, menandatangani nota kesepahaman dengan Pemkab Bojonegoro pada 12 Oktober, mengenai wewenang melakukan survei sumur minyak tua dalam waktu enam bulan.
"Hasil survei awal itu, perusahasan itu optimistis di wilayah Bojonegoro terdapat titik potensial ladang sumur minyak tua yang bisa dikelola," paparnya.
Selain di Kecamatan Kedewan, titik potensial yang diperkirakan memiliki sumur minyak tua adalah sejumlah desa di Kecamatan Malo, Trucuk dan Kedungadem.
PT Sirkuitindo Utama, optimistis mampu memproduksikan sumur minyak tua di Bojonegoro dan rencanyaa diproses di kilang mini milik Tommy dengan kapasitas 10.000 barel per hari.
"Survei untuk menemukan titik potensial sumur minyak tua di Bojonegoro masih terus berjalan," tambahnya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009