Singapura (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melayang-layang di dekat 80 dolar per barel di perdagangan Asia, Jumat, di tengah berita Amerika Serikat yang sudah keluar dari resesi panjang dan menyakitkan setelah membukukan pertumbuhan terkuat dalam dua tahun.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Desember, diperdagangkan pada 79,92 dolar dalam perdagangan sore, naik lima sen dari hari sebelumnya. Harga menyentuh tertinggi harian 80,21 dolar.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Desember berbalik lebih rendah pada 77,98 dolar, turun enam sen.

Setelah empat kuartal kontraksi berturut-turut, ekonomi terbesar dunia tumbuh pada penyesuaian secara musiman 3,5 persen pada kuartal September dari tiga bulan sebelumnya, kata Departemen Perdagangan.

Kenaikan ini terbesar sejak kuartal ketiga tahun 2007, ketika pasar kredit subprime memicu krisis keuangan global yang tumpah ke dalam ekonomi dunia.

"Hasil PDB AS kuartal ketiga sangat positif dan beberapa kekhawatiran awal tentang laju pemulihan ekonomi karena itu mereda," kata Victor Shum, kepala senior di konsultan energi Purvin and Gertz di Singapura.

"Minyak yang tergantung di kisaran 80 dolar dan pedagang sekarang mencari lebih banyak data ekonomi untuk mengkonfirmasi hasil PDB positif ini."

Shum mengatakan bahwa permintaan global yang rapuh di tengah kelebihan pasokan minyak mentah yang berarti minyak tidak mampu untuk mempertahankan harga di atas 80 dolar per barel itu mengejutkan.

"Minyak pada tingkat harga ini goyah," katanya.

Pertumbuhan kuartal ketiga Amerika Serikat menegaskan bahwa "yang paling parah dan terpanjang resesi sejak tahun 1930-an sudah selesai," kata rumah penelitian Capital Economics.

"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi melanjutkan langkah yang sama untuk beberapa kuartal berikutnya karena terpendamnya permintaan investasi dilepaskan, persediaan restocked dan meningkatnya stimulus fiskal terus berlanjut."

Amerika Serikat adalah konsumen energi terbesar di dunia dan kesehatan ekonomi serta pola konsumsi Amerika paling berpengaruh pada pasar minyak.

Harga minyak mentah jatuh dari puncak lebih dari 147 dolar per barel pada Juli 2008 menjadi sekitar 30 dolar pada Desember karena penurunan permintaan akibat resesi menyusul runtuhnya bank investasi AS Lehman Brothers.


(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009