Madiun (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun telah memiliki tiga Stasiun Tangguh Semeru di wilayah operasinya yang berfungsi sebagai upaya pendeteksian dini kasus COVID-19 sehingga penyebaran virus mematikan tersebut dapat diminimalisasi.
"Sejauh ini Daop 7 Madiun telah memiliki tiga Stasiun Tangguh Semeru yang telah diresmikan oleh kepala daerah masing-masing. Ketiga stasiun tangguh tersebut adalah Stasiun Blitar, Stasiun Tulungagung, dan Stasiun Madiun yang baru ini diluncurkan oleh Wali Kota Madiun Maidi," ujar Manager Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko di sela kegiatan peluncuran Stasiun Tangguh Semeru di Stasiun Madiun, Rabu petang.
Ia menjelaskan terdapat sejumlah alasan Stasiun Madiun dinyatakan sebagai stasiun tangguh oleh Forkompinda setempat. Alasan tersebut di antaranya karena Stasiun Madiun telah melengkapi semua komposisi dan perlengkapan yang menuju pada penerapan protokol kesehatan.
Baca juga: Kota Probolinggo miliki 30 Kampung Tangguh Semeru
Mulai langkah "check in" mandiri yang dilakukan penumpang tanpa petugas, penyediaan fasilitas cuci tangan setelah check in, pengecekan suhu tubuh yang harus di bawah 37,3 derajat Celcius, serta penggunaan masker, "face shield", dan cairan pembersih tangan selama perjalanan di kereta.
Tak hanya pendeteksian, stasiun tangguh juga sudah menyediakan ruang isolasi, pos kesehatan, posko penanganan, dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Bagi calon penumpang yang terdeteksi bersuhu tubuh tinggi, yakni di atas 37,3 derajat Celcius akan menjalani serangkaian pemeriksaan dan tindakan di pos-pos tersebut sebelum akhirnya diserahkan ke gugus tugas pemda.
Pihaknya berharap, dengan status stasiun tangguh di Stasiun Madiun, Blitas, dan Tulungagung, maka Daop 7 Madiun ikut berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pendeteksian dini kasus COVID-19. Sehingga penumpang yang memiliki gejala terpapar corona dapat segera diketahui dan dilakukan tindakan lanjutan yang cepat, tepat, dan sesuai protokol penanganan COVID-19.
Wali Kota Madiun Maidi menyatakan stasiun tangguh yang diterapkan di Stasiun Madiun tersebut melengkapi konsep kota tangguh yang diterapkan di Kota Madiun. Sebelumnya, Maidi juga telah meluncurkan kampung tangguh, motor tangguh, dan padepokan pencak silat tangguh.
Baca juga: "Kampung Tangguh Semeru" diapresiasi ikut tekan penyebaran COVID-19
"Stasiun Madiun ini kan salah satu pintu gerbang keluar dan masuknya masyarakat. Kalau di pintu gerbang sudah terdeteksi, kemungkinan penularan lebih jauh bisa diminimalkan," kata Wali Kota Maidi usai meresmikan Stasiun Tangguh Semeru di Stasiun Madiun.
Pihak stasiun nantinya langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait kondisi penumpang tersebut. Artinya, penumpang yang berpotensi terpapar COVID-19 tidak dilepas begitu saja yang malah membahayakan di daerah yang dituju maupun dalam perjalanannya.
"Kalau perjalanannya jauh, petugas selalu memeriksa suhu penumpang di dalam kereta dalam beberapa jam sekali. Pokoknya, pendeteksian sedini mungkin dilakukan dan protokol kesehatan disiplin diterapkan," tegas mantan Sekda Kota itu.
Kapolres Madiun Kota AKBP R Bobby Aria Prakasa menambahkan stasiun tangguh memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran COVID-19.
"Dengan adanya staiun tangguh di Stasiun Madiun maka seluruh akses masuk ke Kota Madiun akan terpantau dengan baik dan jika ditemukan kasus dicurigai COVID-19 akan tertangkal dengan sendirinya melalui sistem yang dibentuk dari ketangguhan-ketangguhan yang ada," kata Bobby.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Madiun mencatat, jumlah kasus positif COVID-19 di wilayah setempat hingga Rabu tanggal 8/7/2020 malam telah mencapai 18 orang. Dari jumlah tersebut, tujuh orang dinyatakan sembuh dan 11 kasus lainnya sedang menjalani perawatan dan isolasi.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020