Berkembangnya era digital saat ini, membuat seseorang dengan mudah mengakses semua kebutuhan melalui internet tanpa repot
Jakarta (ANTARA) - Cara orang memiliki mobil diperkirakan akan berubah, seiring dengan gaya hidup yang praktis dan tidak ingin ribet mulai dari urusan membeli mobil, asuransinya, pajak, hingga perawatan kendaraan.
"Berkembangnya era digital saat ini, membuat seseorang dengan mudah mengakses semua kebutuhan melalui internet tanpa repot," kata Presdir PT Toyota Astra Finance (TAF) Agus Prayitno di Jakarta, Rabu.
Hal itu telah mendorong peningkatan kebutuhan pelanggan pada model bisnis berlangganan atau subscription di pasar ritel dan digital.
Tren tersebut juga membawa perubahan pada cara orang menggunakan mobil pribadi, yang tidak perlu lagi memiliki tapi cukup berlangganan saja sesuai kebutuhan pemakaian dan selera, kata Agus.
Untuk itulah, kata dia, TAF memperkenalkan Kinto One sebagai cara baru orang merasa memiliki kendaraan pribadi dalam jangka waktu yang lama dengan sistem berlangganan, dan bisa diakses melalui internet.
"Jadi bisa order dari rumah," katanya. Apalagi saat ini pergerakan orang dibatasi dengan PSBB meskipun telah dilonggarkan.
Agus menekankan bahwa Kinto One berbeda dengan rent a car. Pelanggan bisa mendapatkan mobil baru yang dia sukai dengan cara berlangganan selama periode tertentu, misalnya 3 tahun, dan durasi pemakaiannya beragam mulai mulai dari 15.000 km sampai dengan 40.000 km per tahun.
"Kinto One juga menawarkan biaya berlangganan yang terjangkau mulai dari Rp4 jutaan/bulan," katanya.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menambahkan Kinto One diperkenalkan di Indonesia, setelah Jepang dan Thailand, karena dianggap orang Indonesia lebih mudah dan cepat berubah terhadap tren gaya hidup seperti yang terlihat pada penggunaan aplikasi online untuk pesan transportasi, makanan, maupun belanja.
"Ini tidak terkait dengan kenaikan GDP tapi gaya hidup. Itu yang membuat kami yakin Kinto One bisa diterima pasar Indonesia," katanya.
Anton juga mengatakan cara baru mendapatkan kendaraan baru dengan berlangganan merupakan bagian dari inisiatif Toyota menjadi Mobility Company bukan sekedar manufaktur.
Oleh karena itu, TAM tidak khawatir dengan cara baru orang memiliki kendaraan tersebut akan menggerus penjualan mobil.
" Satu tahun ini kami masih edukasi, sosialisasi, dan mempelajari kebutuhan dan pola keinginan konsumen lokal," kata Anton.
Baca juga: Pasar otomotif Indonesia dinilai dinamis di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Penjualan mobil Indonesia Mei 2020 terjun 95,7 persen
Baca juga: Kendaraan "seven seaters" masih dicintai masyarakat Indonesia
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020