Jakarta (ANTARA) - Mikel Arteta marah karena pemainnya, Eddie Nketiah diusir ke luar lapangan saat melawan Leicester karena menurutnya jika Nketiah harus dikartumerahkan wasit maka pemain Leicester Jamie Vardy yang menciptakan gol penyama kedudukan 1-1 juga seharusnya diganjar kartu merah.
Setelah kajian lama VAR yang memaksa wasit Chris Kavanagh melihat insiden itu di monitor pinggir lapangan, penyerang Gunners Nketiah dikeluarkan pada menit ke-75 hanya empat menit setelah masuk sebagai pemain pengganti.
Arsenal tampil dominan pada babak pertama dengan menyianyiakan sejumlah peluang kecuali gol pembuka dari Pierre-Emerick Aubameyang. Tapi mereka kehilangan kendali setelah terusirnya Nketiah yang berakhir dengan keberhasilan The Foxes menyamakan kedudukan lewat Vardy.
Baca juga: Leicester imbangi 10 pemain Arsenal 1-1
"Saya bangga sekali kepada tim, cara kami bermain menghadapi lawan seperti ini dan betapa dominannya kami," kata bos Arsenal itu kepada Sky Sports.
"Mengenai keputusan kartu merah itu, dia tidak melihat pemain dan Anda mesti tahu dia itu anak muda," sambung Arteta.
"Tapi jika harus ada kartu merah maka Leicester harusnya bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-42. Itu juga semestinya kartu merah."
Arteta menunjuk benturan antara Vardy dan Shkodran Mustafi dalam mana striker Leicester itu menendang bek Arsenal hampir mengenai matanya.
Baca juga: Rodgers selamati Jamie Vardy atas capaian 100 gol Liga Premier
Baca juga: Vardy sudahi puasa gol dan antar Leicester kembali ke jalur kemenangan
"Saya bisa menyaksikan apa yang dikatakan Mikel Arteta karena itu memang sangat berbahaya," kata komentator Sky Sports Jamie Redknapp tentang insiden di mana Vardi hampir melukai Musatfi lewat gerakannya.
"Kelihatannya kasar sekali," kata Redknapp.
Arteta kemudian menambahkan, "Jika saya kaji lagi insiden-insiden seperti itu, kita kaji lagi semuanya. Seharusnya seimbang untuk semua orang karena itu sama sekali mengubah jalannya pertandingan. Jika Eddie harus kartu merah, maka pastinya yang satu lagi juga kartu merah."
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020