Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak kembali melonjak di atas 80 dolar AS per barel di perdagangan Asia, Jumat, karena berita Amerika Serikat telah bangkit dari resesi panjang dan menyakitkan setelah membukukan pertumbuhan terkuat dalam dua tahun.

Kontrak utama minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Desember pada 80,08 dolar dalam perdagangan pagi, naik 21 sen dari hari sebelumnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Sementara harga minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman Desember naik 10 sen menjadi 78,14 dolar.

Setelah kontraksi empat kuartal berturut-turut, perekonomian terbesar dunia itu tumbuh disesuaikan secara musiman 3,5 persen pada kuartal September dari tiga bulan sebelumnya, kata Departemen Perdagangan.

Kenaikan ini terbesar sejak kuartal ketiga 2007, ketika krisis "subprime mortage" memicu krisis keuangan dunia dan tumpah ke dalam ekonomi dunia.

"Kabar baiknya adalah bahwa pemulihan kembali PDB tahunan sebesar 3,5 persen pada kuartal ketiga yang menegaskan bahwa resesi paling parah dan terlama sejak tahun 1930-an sudah selesai," kata konsultan Capital Economics.

"Kami berharap pertumbuhan ekonomi berlanjut dengan kecepatan yang sama untuk beberapa kuartal ke depan sehingga permintaan investasi yang terpendam dilepaskan, persediaan ditambah kembali, dan peningkatan stimulus fiskal terus berlanjut."

Amerika Serikat adalah konsumen energi terbesar dunia dan kesehatan ekonominya dan pola konsumsi Amerika sangat berpengaruh terhadap pasar minyak.

Harga minyak mentah jatuh dari level puncaknya di lebih dari 147 dolar per barel pada Juli 2008 menjadi sekitar 30 dolar pada Desember karena anjloknya permintaan akibat resesi yang diikuti runtuhnya bank investasi AS Lehman Brothers.

"Perekonomian AS bergerak lebih cepat dari yang diharapkan dan menarik bagi kita melihat aktivitas konsumen yang layak," kata Bart Melek, analis di BMO Capital Pasar.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009