New York (ANTARA News/AFP) - Dolar AS jatuh terhadap euro, Jumat WIB, menyusul data pemerintah menunjukkan ekonomi AS keluar dari resesi sehingga menaikkan selera investor terhadap aset berisiko seperti mata uang Eropa tunggal.

Euro, yang telah turun terhadap greenback selama empat
sesi, naik menjadi 1,4833 dolar dari posisi sehari sebelumnya 1,4714 dolar AS.

Dolar AS sendiri naik menjadi 91,42 yen dari 90,63 yen sehari sebelumnya.

Risiko investasi meningkat setelah data pemerintah menunjukkan ekonomi AS kembali pulih dari resesi pada kuartal ketiga dan mencatat pertumbuhan terkuat dalam dua tahun setelah empat kuartal negatif.

Ekonomi terbesar di dunia tumbuh 3,5 persen dalam periode Juli-September dari kuartal kedua, padahal sebagian besar analis telah memperkirakan naik 3,2 persen.

Ini adalah tingkat pertumbuhan pertama sejak kuartal kedua 2008 dan ekspansi terkuat sejak kuartal ketiga tahun 2007, ketika krisis hipotek rumah memicu krisis keuangan global yang menghantam perekonomian dunia.

"Laporan yang lebih baik dari perkiraan menyebabkan selera risiko melonjak di seluruh papan perdagangan," kata Michael Woolfolk dari Bank of New York Mellon.

Dia mengatakan rebound dolar awal pekan ini adalah penyesuaian sementara dan bahwa greenback diperkirakan terus jatuh di tengah harga ekuitas yang lebih tinggi selama Fed menunda menaikkan suku bunga.

Suku bunga AS dibawa turun menjadi hampir nol persen oleh Federal Reserve akhir tahun lalu, dalam sebuah gerakan agresif untuk memacu pertumbuhan. Pasar memperkirakan bunga mulai bangkit lagi tahun depan.

Saham Wall Street rebound pada Jumat WIB mengikuti positifnya isi laporan pertumbuhan AS, dengan indeks Dow Jones Industrial Average naik 199,89 poin atau 2,05 persen menjadi 9.962,58, menandai lompatan sesi tunggal terbesar sejak pertengahan Juli.

Meskipun berita ekspansi ekonomi AS memicu putaran baru membeli mata uang berisiko, pasar tetap berhati-hati pada naiknya pengangguran, yang dapat menggagalkan ekspansi, kata para analis.

"Keberlanjutan pemulihan ini tergantung pada peningkatan kondisi tenaga kerja Amerika," kata Boris Schlossberg, Direktur Riset Mata Uang, Global Forex Trading.

Pada akhir perdagangan mata uang di New York, poundsterling naik menjadi 1,6561 dolar dari 1,6383 dolar AS sehari sebelumnya. Sedangkan terhadap franc Swiss dolar jatuh ke posisi 1,0183 franc. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009